Mohon tunggu...
K-Mila Tan
K-Mila Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dia Kartiniku 1999 sampai Sekarang

20 April 2018   19:46 Diperbarui: 20 April 2018   20:10 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau adalah sosok yang selalu menjadi idola disetiap titik darah dan nafas kami, mungkin kita tidak akan mengingat bagaimana perjuangannya melahirkan kita, mungkin kita juga tidak menyakisan raut bahagia yang terpancar dari wajahnya saat beliau melihat senyum pertama kita dan merasakan genggaman tangan kita yang pertama kali. Beliaulah yang setia menemani semua aktivitas kita, saat kita masih dalam tahap perkembangan ia yang mengajari kita memegang pensil untuk pertama kali. Beliau orang pertama yang memuji karya kita yang masih berupa goresan abstrak, kemudian beliau memeluk dan mencium kita sebagai wujud kebanggaannya kepada kita.

Beliau adalah orang yang paling sabar menerima semua perlakuan kita saat marah. Karna beliau paham sesungguhnya anak-anak sedang mempelajari dan menanti bagaimana reaksi ibu saat kita marah. Jika ibu mampu menahan diri, tidak terpengaruh dengan kemarahan anak, maka anak akan mulai belajar menirunya. Karena sesungguhnya ibu adalah teladan yang baik bagi anak-anaknya dan keteladan merupakan faktor yang mengambil andil dalam pembentukan perilaku yang sangat utama. Pada dasarnya orang tua bersikap demikian bukan karna mengalah hanya mereka sedikit menarik diri agar kemudian dapat menjangkau hasil yang lebih tinggi yaitu anak lebih patuh.

Tapi kemarahan yang meledak-ledak pada anak sangat berbahaya, apalagi sampai anak melampiaskan amarahnya kepada orang-orang atau barang-barang disekitarnya tindakan ini sering disebut dengan Katarsis, dalam hal ini ibulah yang sering menjadi pelampiasan amarah anak. Beliaulah yang dengan sekuat tenaganya mencoba meredakan amarah kita dengan mengajak jalan-jalan keluar rumah walaupun sekedar menikmati pemandangan atau mencium aroma rumput disela sisa-sisa hujan suasana demikianlah yang bisa menenangkan amarah anak.

Beliaulah yang mengajari kita dalam hal kepekaan. Tapi kita juga tidak boleh menjadi orang yang mudah tersentuh atau sensitif sehingga mudah sedih terhadap apapun. Kita harus menjadi orang yang tangguh dan tidah mudah rapuh. Banyak hal yang sering dilakukan orang tua agar karakter tersebut tertanam dalam hati anak-anaknya yaitu dengan menyediakan waktu bagi anak untuk menggadapi rasa sakit karena kesedihannya. Orang tua juga harus memberi sedikit penekanan secara bertahap agar anak lama-kelamaan mampu bertahan menghadapai kesedihannya tersebut.

Beliaulah orang harus selalu mengalah demi kita. Orang yang selalu berusaha dengan keras mendidik kita. Orang yang dengan kuat hati menempa karakter kita agar menjadi pribadi yang tangguh. Beliaulah Kartiniku dari dulu hingga sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun