Mohon tunggu...
K-Mila Tan
K-Mila Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Selamat Hari Ayah

12 November 2017   18:33 Diperbarui: 12 November 2017   18:40 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pinterest.co.uk

Ayah adalah orang kedua yang telah berjasa dalam membesarkan kita. Tapi kita tidak pernah sadar akan jasa-jasa ayah. Bagaimana susah payahnya beliau dalam mencari uang untuk menafkahi kita dan membelikan sesuatu yang kita mau. Ayah bekerja dengan keras sampai-sampai ia tidak memperdulikan keringat yang bercucuran dibadannya, ia tidak menghiraukan lelah yang terus menerus mendera tubuhnya. Apalagi saat kita sakit ayah adalah orang pertama yang paling panik bahkan ia sampai bertengkar dan memarahi ibu. Dan ia berkata " bagaimana putri kesayanganku bisa sakit, kenapa kamu tidak merawatnya dengan baik" kata ayah sambil memarahi ibu.

Saat kita mulai tumbuh besar mulai menemukan teman baru mulai mengenal lingkungan baru selain  ayah dan ibu. Saat itu ayahpun menangis bahagia karan melihat anaknya sudah tumbuh dengan cepat tapi ayah jaga sedih karena kehilangan masa kecil kita. Mungkin ayah terlalu sibuk bekerja diluar dari tempat satu ke tempat yang lain dan berharap segera pulang melihat senyum putri kecilnya, ayah merindukan masa-masa saat kita hanya bisa menangis jika mengiinginkan sesuatu, ayah merindukan tangisan kita saat ingin ikut ayah bekerja, ayah merindukan saat-saat pertama kita menggenggam tangan ayah.

Ayah terharu melihat putri kecil ayah yang dulu hanya bisa menangis sekarang tumbuh menjadi sosok orang yang berprestasi, putri ayah pulang dengan membawa segudang piala. Tapi ayah tidak bisa mendampingimu mengambil piala itu. Ayah merasa tidak pantas mengatarmu mengambilnya. Biarlah ibu yang menemanimu. Aku kecewa karna aku merasa ayah tidak bangga memiliki aku. Tapi tanpa aku sadar ayah mempunyai rasa bangga yang lebih dari rasa bengga ibu. Hanya saja ayah tidak berani menunjukkan perasaannya itu dihadapan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun