Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Tulis

Baca, Tulis, Hitung

Selanjutnya

Tutup

Money

Jokowi Unggul Sementara, ke Mana Arah Infrastruktur?

18 April 2019   15:38 Diperbarui: 18 April 2019   15:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: MalangToday.com


Dalam berbagai kesempatan, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menyatakan akan fokus dalam pengembangan ekonomi berbasis digital. Jika dalam periode saat ini, fokus pembangunan ekonomi ada di infrastruktur, apakah mulai tahun depan arah pengembangan ekonomi nasional akankah berubah?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menuturkan, pembangunan infrastruktur diperkirakan masih akan menjadi fokus pemerintah pada periode selanjutnya. Sebab saat ini masih banyak Proyek Strategis Nasional (PSN) yang belum rampung. Dari total 223 PSN, saat ini baru 64-65 proyek yang sudah selesai. Itu berarti masih ada lebih dari 150 proyek infrastruktur yang harus dilanjutkan. Dalam perjalanannya, pembangunan infrastruktur tersebut akan mampu mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Menteri Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan muali tahun mendatang fokus pembangunan infrastruktur akan lebih kepada penyediaan air bersih atau sanitasi serta penanganan bencana. Namun bukan berarti pembangunan jalan dan pembangkit listrik akan dihentikan total, akan tetapi dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM.

Selain itu, tidak sedikit proyek infrastruktur yang tinggal dieksekusi saja, sehingga tahap-tahap perencanaan dan perizinan tidak diperlukan lagi. Basuki mengakui, saat ini masih banyak proyek infrastruktur yang belum terselesaikan. Untuk itu, pembangunan yang telah dilakukan akan terus dilanjutkan diiringi dengan upaya penyediaan air bersih dan penanganan bencana.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Logistik Forwarding Indonesia (ALFI) berharap, tidak hanya mengejar pembangunan infrastruktur baru, pemerintah juga harus memperbaiki indeks performa logistik yang masih tertinggal dari negara tetangga. Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menerangkan saat ini Asean dalam kontribusi ekonomi dunia berada di posisi ke-6 dan dalam 10 tahun yang akan datang dapat mencapai posisi 4 besar, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan 'kue' ekonomi yang ada.

Menurut Yukki, untuk meningkatkan indeks performa logistik, sejumlah pekerjaan rumah harus segera diselesaikan oleh para pemimpin baru, seperti mata rantai pasok, peningkatan daya saing ekspor, dan menumbuhkan investasi baru. Terkait logistik dalam negeri, salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengoptimalkan infrastruktur yang sudah dibangun menjadi lebih bermanfaat. Dia juga mengakui peran pengusaha untuk mengisi ruang-ruang kawasan industri di luar pulau Jawa menjadi salah satu hal yang harus dipacu.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Chairman Asean Federation of Forwarders Association (AFFA) periode 2018-2020 ini mengusulkan pembentukan lembaga khusus transportasi dan logistik yang sifatnya berupa adhoc seperti yang Thailand lakukan. Negara tetangga kita menempuh langkah tersebut karena di industri logistik, ada keterkaitan antar lembaga, harus membentuk visi yang sama, mengembangkan mata rantai pasok. Sejak itu, Logistics Performance Index Thailand menjadi nomor dua di Asean dan masuk 20 besar di dunia sementara Indonesia masih tercecer di posisi 46.

Belum lagi dengan rencana pemerintah untuk memacu ekonomi digital, tentunya membutuhkan sokongan logistik untuk mengirimkan barang-barang yang dijual melalui platform e-commerce. Jika indeks performa logistik dapat meningkat dengan pesat, maka bukan tidak mungkin bisa menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dari posisi 5,2% menjadi 6%, bahkan 7%. Jika ekonomi tumbuh signifikan, maka dengan sendirinya akan menurunkan angka pengangguran.

Sumber:
liputan6.com
jawapos.com
bisnis.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun