Dengan penggunaan radar maka diharapkan semua aktivitas perdagangan dan pelayaran internasional di Selat Malaka dan Selat Lombok dapat terpantu secara realtime. Selain itu, pengamanan kapal – kapal asing yang melewati Selat Malaka dan Selat Lombok terhadap kejahatan laut berupa pengawalan kapal dapat menjadi strategi yang digunakan untuk mendapatkan tambahan devisa negara.Â
Namun dengan adanya peningkatan aktivitas pengamanan yang dilakukan oleh militer di sepanjang Selat Malaka dan Selat Lombok menyebabkan kebutuhan energi sebagai bahan bakar untuk mendukung mobilitas kapal – kapal pengamanan dan radar pemantau navigasi menjadi meningkat, sehingga diperlukan percepatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya energi terutama minyak bumi di pulau – pulau perbatasan maupun daerah – daerah potensi minyak sepanjang Selat Malaka dan Selat Lombok. Hal ini menunjukkan bahwa Selat Malaka dan Selat Lombok merupakan geopolitik yang juga sebagai geostrategi dan geoekonomi Indonesia.
Daftar Pustaka :
1. Rustam, Ismah. 2018. Makna Strategis Selat Lombok dan Perkembangannya Sebagai Jalur Pelayaran Internasional. Global&Policy Vol.6
2. Jean-Paul Rodrigue. 2004. Straits, Passages and Chokepoints A Maritime Geostrategy of Petrolium Distribution. New York : Hofstra University
3. EIA. 2017. The Strait of Malacca, a key oil trade chokepoint, links the Indian and Pacific Oceans. https://www.eia.gov/todayinenergy/detail.php?id=32452. Diakses 12 Oktober 2020
4. Kurniawan, Dwiki. 2017. Strategi Hedging Indonesia di Tengah Persaingan India-Tiongkok Dalam Perspektif Geopolitik dan Geostrategi Kemaritiman. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
5. Effendi, Bob S. 2017. Nilai Strategis Laut China Selatan dan Selat Malaka Bagi China. https://www.kompasiana.com/bob911/59d8a39845fc4a25494e28f3/nilai-strategis-lcs-dan-selat-malaka-bagi-china-dan-peran-strategis-indonesia?page=all. Diakses 12 Oktober 2020
6. Lemhannas RI. 2017. Indonesia di Tengah Dinamika Geopolitik Global.Swantara : Majalah Triwulanan Lemhannas RI No.2 Tahun VI/Maret 2017.