Mohon tunggu...
Mila Kirani
Mila Kirani Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN 175 UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto

Kegiatan program kerja KKN 175 UIN SAIZU Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manisan Kok Cabai? Kira-Kira Manis Apa Pedas?

28 Agustus 2023   08:18 Diperbarui: 28 Agustus 2023   08:27 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemalang (28/8/2023)

Dusun Sarangan Desa Siremeng merupakan salah satu desa di Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, dengan mayoritas masyarakat bermatapencaharian sebagai petani sayuran. Salah satu tanaman unggulan Dusun Sarangan yaitu cabai merah besar. Cabai merah besar merupakan salah satu jenis cabai yang banyak di minati para petani untuk di tanam, walaupun tanaman cabai ini lebih cepat mengalami kerusakan dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya. Para petani sering mengalami kerugian ketika musim panen raya, sehingga banyak hasil panen yang terbuang sia-sia karena tidak ada penanganan pascapanen. Dari permasalahan tersebut, kami memberikan solusi dengan mengembangkan hasil panen cabai menjadi sebuah olahan yaitu manisan yang berasal dari cabai merah besar. Adapun tujuan olahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan UMKM di Desa Siremeng. Maka dari itu, mahasiswa KKN 175 membuat program "Pelatihan pengolahan manisan cabai merah besar" bersama ibu-ibu PKK di Desa Siremeng.

Program ini dilakukan pada tanggal 1 agustus 2023 secara langsung bersama ibu-ibu PKK di Dusun Kantong Desa Siremeng. Program ini dilakukan secara demontrasi dengan harapan para ibu-ibu PKK dapat mempraktikkan manisan cabai dirumah dan dapat meningkatkan UMKM Desa Siremeng ini.

Dalam pembuatan manisan cabai, membutuhkan beberapa bahan diantaranya yaitu cabai merah besar, gula pasir, kapur sirih, air, asam jawa dan garam. Sedangkan alat yang digunakan yaitu wajan, soled, sendok, toples, pisau, mangkuk dan nampan.

Dokpri
Dokpri

Langkah dalam pengolahan manisan cabai sebagai berikut: Pertama, pemisahan daging cabai, dengan cara memisahkan cabai dari bijinya hingga bersih dan membuang bagian tangkainya. Kedua, biji cabai sudah dipisahkan semua, lalu cabai dicuci hingga bersih menggunakan air bersih dan tiriskan. Ketiga, siapkan air kapur sirih yang sudah di saring. Keempat, masukkan cabai yang sudah dicuci bersih dan tuangkan air kapur sirih yang sudah disaring ke dalam toples. Kelima, rendam cabai selama 6 jam di dalam toples. Proses perendaman bertujuan untuk memperkuat tekstur cabai agar tidak mudah hancur saat proses perebusan. Keenam, cuci bersih cabai yang sudah direndam selama 6 jam hingga bersih dan tiriskan. Ketujuh, siapkan wajan untuk memasak cabai. Kedelapan, masukkan air dan asam jawa ke dalam wajan hingga mendidih. Kesembilan, tuangkan gula pasir dan aduk hingga mendidih kembali. Kesepuluh, masukan cabai ke dalam wajan yang sudah berisi air dan sam jawa, masak hingga cabai layu. Kesebelas, cabai yang sudah layu di diamkan semalaman di dalam wajan. Proses di diamkan cabai ini bertujuan untuk mengurangi rasa pedas cabai. Keduabelas, panaskan cabai yang sudah di diamkan semalaman hingga layu dan air gula menyusut. Lakukan hal yang sama selama dua malam. Ketigabelas, angkat manisan cabai yang di dalam wajan dan pisahkan di dalam nampan satu persatu lalu dijemur hingga kering. Tingkat kekeringan manisan cabai mempengaruhi tingkat keawetan. Terakhir, manisan cabai yang sudah dikeringkan bisa langsung dikonsumsi.

Dokpri
Dokpri

Penulis: Mila Kirani, Dian Islmiati, Nurul Afifah

Dosen Pembimbing Lapangan: Nerul Edwin Kiky Aprianto M. E

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun