Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa "Aku" Enggan Pakai Masker?

26 Januari 2021   15:10 Diperbarui: 21 Desember 2022   11:45 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pakai masker tidak benar (sumber: cnnindonesia.com)

Penulis memiliki pengalaman langsung dan mendapat informasi dari teman tentang alasan orang enggan memakai masker.

Pada berbagai kesempatan saat bertemu orang yang tidak memakai masker, maka ketika ditanyakan alasan mereka enggan memakai masker ternyata jawaban yang diberikan bermuara pada jawaban yang sama.

Mereka memberikan pernyataan dan alasan : "Untuk apa memakai masker? Virus Corona itu tidak ada. Virus Corona dibuat hanya untuk menimbulkan ketakutan saja. Nyatanya saya dan keluarga saya tidak sakit. Kondisi kami sehat-sehat saja walaupun tidak memakai masker."

Lebih lanjut mereka mengatakan, "Jadi untuk apa memakai masker? Malah orang yang memakai masker itu ternyata banyak yang terpapar Covid-19. Sedangkan kami yang tidak memakai masker sampai saat ini aman-aman saja. Kami tidak pernah merasakan gejala sakit akibat virus Corona. Karena memang virus Corona itu tidak ada dan hanya merupakan konspirasi bisnis saja." "Jadi tidak adanya gunanya memakai masker," kata mereka.

Dari pernyataan dan jawaban yang diberikan tersebut tentunya memberikan gambaran kepada kita bahwa ternyata memberikan edukasi pentingnya memakai masker kepada masyarakat bukanlah hal yang mudah.

Jika berhadapan dengan orang seperti ini walaupun kita berusaha memberikan edukasi  pentingnya memakai masker, mereka akan sangat sulit menerima penjelasan yang diberikan.

Namun demikian tetaplah menjadi kewajiban dan demi kesehatan serta keselamatan bersama kita hendaknya senantiasa mengingatkan tentang pentingnya memakai masker.

Jangan sampai kita yang awalnya disiplin memakai masker terbawa arus pola pikir mereka dan pada akhirnya kita mengikuti alasan "pembenaran" tersebut yang dapat menjadi awal malapetaka bagi diri sendiri dan keluarga kita.

Orang yang memakai masker tetap berpotensi terpapar Covid-19 apabila ia lengah dan tidak waspada dalam menerapkan protokol kesehatan ataupun memakai masker tidak dengan benar. Namun tentunya potensi terbesar untuk terpapar Covid-19 ada pada orang yang tidak memakai masker.

Selain masih banyak masyarakat yang enggan memakai masker, ternyata masih banyak pula masyarakat yang memakai masker tidak dengan benar termasuk salah memilih masker.

Padahal Kementerian Kesehatan RI telah merekomendasikan tiga jenis masker untuk mencegah penularan virus Covid-19, yaitu : masker N95 yang berstandar tinggi karena dipakai petugas-petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus di laboratorium; masker bedah yang biasa dipakai tenaga medis; dan masker kain dengan minimal dua lapis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun