Pelabuhan Kamal adalah pelabuhan penyeberangan di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Pelabuhan ini menghubungkan Pulau Madura dan Pulau Jawa, yakni di Pelabuhan Ujung, Kota Surabaya. Pelabuhan ini dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Sebelum beroperasinya Jembatan Suramadu pada tahun 2009, Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang utama keluar masuk ke Pulau Madura. Pelayaran dari Pelabuhan Kamal ke Pelabuhan Ujung Surabaya ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kapal ferry melintasi Selat Madura. Sejak beroperasinya Jembatan Suramadu, pengguna pelabuhan ini mengalami penurunan, hingga menyebabkan PT ASDP Ujung-Kamal di ambang kehancuran.
Pelabuhan ini mempunyai beberapa kapal yang terkenal kecil. Bahkan lebih kecil dibandingkan dengan kapal ferry yang berada di tempat lain seperti Merak - Bakahueni ataupun Ketapang - Gilimanuk. Kapal yang beroperasi disini pun namanya cukup unik. Contohnya KMP Jokotole, KMP Trunojoyo, KMP Potre Koneng, bahkan KMP selat madura 1 dan 2.
Kebanyakan nama dari kapal tersebut berasal dari nama tokoh terkemuka di pulau madura. Semenjak beroperasinya jembatan suramadu, dari beberapa kapal besar, kini hanya tinggal beberapa kapal yang berukuran kecil. Meski sudah sepi, pihak ASDP tetap akan mengoperasikan pelabuhan ini meski harus menurunkan tarif kendaraan dan penumpang.
Apalagi pada sejak awal lantaran adanya pandemi corona virus (covid 19) sejak April 2020 lalu, pemerintah memutuskan penutupan akses keluar masuk Bangkalan melalui jalur laut. Sejak operasional pelabuhan ditutup, Pelabuhan Kamal tidak bisa melayani penyeberangan penumpang. Kapal boleh beroperasi hanya untuk mengangkut alat medis, logistik, dan sembako.
Tetapi saat operasional pelabuhan ditutup tidak pernah mengangkut alat medis, logistik, maupun sembako. Penutupan operasional pelabuhan juga berdampak pada masyarakat yang bekerja di Surabaya, mereka harus menggunakan jalur darat melalui Jembatan Suramadu.Â
Oleh karena itu pendapatan PT ASDP Ujung-Kamal mengalami penurunan yang drastis sejak beroperasinya Jembatan Suramadu sekitar 9 miliar, apalagi sejak tarif untuk tol Suramadu di gratiskan dan adanya pandemi covid-19 membuat pendapatan yang semakin hancur.
Pada saat Juli 2020 lalu pelabuhan Kamal kembali beroperasi lantaran adanya petunjuk dari pemerintah untuk di buka kembali pengoperasionalan melalui jalur laut, tetapi harus mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan jam pengoperasionalanpun dibatasi mulai dari pukul 06.00 - 19.00.