Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Sebelah Mata terhadap Santri

21 Oktober 2021   17:56 Diperbarui: 21 Oktober 2021   18:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari santri. 22 Oktober diperingati sebagai hari santri dimana satu hari didedikasikan dan diperuntukkan untuk para santri di Indonesia. Dimana pada saat itu berbagai acara dilakukan untuk memeriahkan dan memperingati hari santri. Banyak sholawat yang diucapkan sepanjang jalan, banyak lantunan - lantunan ayat Al Qur'an. Banyak juga yang saling berbagi dihari itu. Banyak orang yang berbuat baik dengan saling membantu dan menolong sesama yang membutuhkan.

Hari santri. Terkadang santri masih dianggap sebelah mata oleh orang - orang. Dianggap terbelakang maupun tidak mode, karena cara berpakaian yang terkesan alim. 

Padahal memang seperti itulah kita sebagai umat muslim diajarkan oleh Rasulullah. Bukan memakai pakaian tertutup tetapi seperti bertelanjang. Santri terkadang juga dianggap orang yang tidak mengikuti zaman, dimana mereka hanya mengaji dan mengaji. Padahal faktanya tidak begitu. Tidak semua santri hanya dirumah dengan mengaji dan mengaji, mereka juga bergaul dan mengikuti perkembangan zaman.

Pengalaman saya pada hari santri cukup berkesan. Dimana yang pada saat itu pandemi covid 19 belum menampakkan dirinya. Tepat pada tanggal 22 Oktober selalu terdapat acara "Gebyar Akbar", dimana santri dari seluruh Indonesia hadir di satu tempat yang sama. Memakai pakaian yang sama dan memakai aksesoris maupun hiasan - hiasan yang sangat lucu dan menggemaskan. 

Memenuhi jalanan dengan sholawat dan bersenda gurau. Pada saat itu banyak sekali santri yang datang dari luar kota, mereka memakai bis dan bahkan datang semalam sebelum acara dimulai. Sebelum acara dimulai pun terdapat sambutan dari bapak presiden kita tercinta, Bapak Jokowi. Hal itu tentu saja meyakinkan masyarakat bahwa hari santri bukan dibuat - dibuat. Dan diakui langsung oleh bapak presiden. Bahkan beliau iku meramaikan acara tersebut. 

Setelah acara dibuka, biasanya para santri langsung pawai atau berjalan bersama memenuhi jalanan yang ada, sambil bersholawat. Selama berjalan banyak sekali para santriwan dan satriwati yang memakai perlengkapan untuk memeriahkan acara. Ada yang membawa bendera kebangsaan kita merah putih, dari yang kecil hingga sangat panjang dan juga besar, yang harus dibawa bersama - sama. Hal itu tentu saja menyadarkan kita bagaimana manusia hidup dengan saling bergantung dan tidak individualisme.

Setelah berjalan bersama yang cukup lumayan jauh. Kita semua berhenti di sebuah stadion bola yang sangat besar. Yang dapat menampung beribu - ribu orang dari berbagai macam daerah.

Meskipun stadion tersebut sangat besar tentu saja tidak dapat dimasuki oleh semua orang. Mereka akan diperbolehkan masuk apabila terdapat orang yang keluar dari dalam nya. Waktu itu saya juga tidak diperbolehkan masuk karena kapasitas orang sudah penuh didalam stadion. Para penjaganya yang tidak lain para polisi dan juga TNI. 

Pada saat itu entah kenapa mereka mempersilahkan saya dan juga teman saya untuk masuk, mungkin karena tidak tega, hahaha. Karena baru pertama kali masuk dan melihat apa yang terjadi didalamnya, saya sangat terpukau. 

Dimana begitu banyak orang yang duduk ditengah panas terik matahari dan bersholawat dengan sangat keras. Saya begitu terkagum - kagum dengan pemandangan yang sangat luar biasa tersebut.

Didalam stadion terdapat panggung yang begitu megah dan besar, terdapat begitu banyak ulama dan juga santri - Satri yang besenandung sholawat dengan sangat merdu dan juga sangat lembut. Di dalamnya begitu banyak perbedaan. Perbedaan ras, daerah, tempat, dan masih banyak lagi. Mereka berkumpul di satu tempat yang sama hanya untuk bersholawat kepada nabi kita tercinta, Nabi Muhammad Saw. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun