Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

jangan menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Raksasa Sampah Beban Utama Pencemaran Lingkungan

6 Juni 2021   21:13 Diperbarui: 6 Juni 2021   21:20 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini kehadiran sampah merupakan salah satu persoalan berat dalam masyarakat (Hasibuan, 2016) . Adanya sampah juga sangat sering dikaitkan dengan ketidak bersihan, ketidaknyamanan serta mengganggu kesehatan masyarakat yang terkena dampaknya. Tumpukan sampah juga sangat mengganggu penglihatan mata sehingga lingkungan jika tercemar sampah membuat keindahan berkurang. Dikutip dari Kompas.com, data sampah di Indonesia bisa sampai 64 ton per tahun. Bisa dilihat dari data tersebut jika sampah diangkut sekitar 60% ke TPA, 30% mencemari lingkungan dan 10% sisanya bisa didaur ulang.

Berdasarkan data dari Indonesia's Plastic Waste Problem menyatakan jika berada di urutan kedua setelah China penghasil sampah terbesar di dunia. Di Tahun 2020 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui jika di Indonesia sampah sampai akhir tahun sebanyak 67,8 ton. Artinya ada sekitar 185.753 sampah yang dihasilkan oleh 270 juta penduduk per harinya. Saat ini timbunan sampah sudah menggunung dan mencemari lingkungan serta memproduksi gas metana dari sampah. Kasus yang paling kuat sehingga membuka tabir mata masyarakat akan pencemaran adalah ketika ada ledakan gunung sampah TPA Cireundeu, Leuwigajah Kota Cimahi, tanggal 21 Januari 2005 tentang Tata kelolah sampah yang tidak semestinya. Kasus ini bukan hanya tentang meledaknya TPA namun juga membuat 157 orang kehilangan nyawa dan lingkungan terkena dampak seperti longsor ini menurut data (Indonesia.go.id. diakses 06 Juni 2021).

Dalam ilmu sosial pencemaran sampah bisa mempengaruhi lingkungan dan termasuk golongan degradasi lingkungan atau kerusakan lingkungan melalui penipisan sumber utama seperti air, tanah dan udara (Bintarto, 1997:57). Penipisan sumber utama kehidupan tersebut merupakan masalah yang dibuat oleh aktivitas manusia secara berlebihan serta tidak melihat hal jangka panjang yang diakibatkan. Pertambahan penduduk yang signifikan juga bisa membuat degradasi lingkungan semakin parah.

Kadang kita tidak tahu kapan aktivitas yang dilakukan tersebut mencemari lingkungan. Dari hal kecil seperti menumpuk sampah di pekarangan rumah bisa membuat pencemaran bagi lingkungan terutama lingkungan sekitar. Kemampuan manusia akan memperhatikan lingkungan sekitar saat ini semakin hari-semakin berkurang. Sehingga dengan seenaknya masyarakat akan membuat sesuatu yang berbeda hingga membuat permasalahan baru yang ada di lingkungan.

Menurut Survei dari Kesadaran Manajemen Sampah Waste4Change tahun 2019 sekitar 49& sampah rumah tangga yang dipilah dan sekitar 50% sampah yang belum diolah. 

Banyak masyarakat yang setuju dengan Survei ini mencapai 92,8% atau sekitar 429 masyarakat yang mengharapkan adanya manajemen sampah yang baik agar menghindarkan pencemaran lingkungan. Waste4Change tahun 2019 berhasil mendirikan pengolahan sampah sampai 5.405 tin di wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.

Limbah di masyarakat bermacam-macam bentuknya, mulai dari limbah rumah tangga, ;limbah pabrik, limbah kendaraan dan limbah dari pemanasan global. Jenis limbah juga terbagi dua yaitu organic yang mengandung Karbon (C) yang berasal dari makhluk hidup seperti sayuran ,kotoran hewan dan manusia. Selanjutnya sampah anorganik yaitu kimiawi yang tidak mengandung Karbon seperti ban mobil, besi dan lainya. Sampah rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas lingkungan yang berbahaya seperti kerusakan air sebagai sumber utama untuk jangka panjang. Air sangat berguna untuk kehidupan manusia tetapi jika pencemaran terjadi pencemaran lingkungan akan semakin parah.

Sampah organic misalnya yang bisa membuat pencemaran air di lingkungan menjadi buruk. Namun sampah ini bisa disiasati jika masyarakat cerdas untuk membuatnya menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pupuk organic. Jka sampah organic bisa di gunakan menjadi pupuk, sampah anorganik tidak bisa di buat demikian, hal itulah yang bisa merusak lingkungan semakin cepat. Daerah laut misalnya dengan zat kimia yang banyak membuat pertumbuhan makhluk hidup di laut semakin sulit. Bukan hanya kehidupan dalam laut namun juga berakibat dalam kehidupan manusia yang sangat memerlukan air serta hewan yang ada di laut.

Pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah melakukan penangan sampah yang baik setelah banyaknya kasus pencemaran yang dilakukan adalah mendaur ulang sampah menjadi pembangkit listrik, mendaur ulang menjadi barang dengan daya jual tinggi dan menurunkan pemakaian sampah plastic saat belanja. Ini juga seharusnya dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk senantiasa membangun semangat kebersihan yang tinggi. Sebagai masyarakat yang ingin membenahi lingkungan hendaknya ada kesadaran diri dari masing-masing kita. Jangan menunggu salah satu pihak memberi kebijakan baru masyarakat sadar.

Tindakan daur ulang memberikan fakta jika bisa mengurangi sampah nasional. Naming masih 69% penumpukan sampah dengan cara open dumping serta landfill masih banyak melakukan dan membuktikan pengolahan sampah di Indonesia masih belum optimal dilakukan. Pola-pola tidak benar masih juga dilakukan di Indonesia seperti penumpukan sampah dan pola linear. Mengutip dari Indonesia.go.id, menurut Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Alin Halimatussadiah menyebutkan jika pemulung mengolah sampah dengan baik sebagai bisnis informal walaupun pekerjaan semacam ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Masalah-masalah sampah hendaknya diberikan tatanan agar bisa mengolah sampah dengan baik. Tata cara yang paling efektif untuk membenahi raksasa sampah di Indonesia saat ini menurut beberapa sumber seperti Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun