Tokoh di luar partai akan sulit maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di Pilpres 2019 mendatang. Penyebabnya adalah, tokoh non partai yang muncul di tengah publik saat ini tidak ada yang memiliki elektabilitas yang cukup fantastis.
Tokoh non partai akan berpeluang besar maju sebagai capres apabila ia memiliki elektabilitas di atas 50 persen. Bukan hanya itu, mungkin partai akan mendekati dan memingangnya sebagai capres.
Partai kan ingin berkuasa, masa mendukung calon yang elektabilitasnya rendah, itu saja," kata Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing seperti dilansir Akurat.co.
Tak terkecuali Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Seperti diketahui, hasil survei Indo Barometer yang dirilis pada 22 Mei 2018 lalu mengungkap bahwa elektabilitas Gatot hanya 5,5%. Sedangkan Jokowi 51,2% dan Prabowo 23,3%.
Selain Gatot, ada juga figur alternatif seperti TGB Zainul Majdi, Ekonom Rizal Ramli, Habib Rizieq dan Anies Baswedan yang memiliki nasib yang sama.
Sementara yang menentukan calon dalam pemilu adalah ranahnya partai. Malahan, yang lebih aman adalah figur non partai harus memiliki elektabilitas minimal 70 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja sbelum aman karena elektabilitasnya masih stagnan di angka 50 persen sekian.
Dengan demikian, Â Jokowi sangat pantas untuk menggandeng cawapres yang dapat mendongkrak elektabilitasnya.