Mohon tunggu...
Mifta HikmaNurhasanah
Mifta HikmaNurhasanah Mohon Tunggu... Tutor - mahasiswa

pengerjaan tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna Tirakat

7 Desember 2021   07:36 Diperbarui: 7 Desember 2021   07:38 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tirakat bukanlah kata yang asing bagi kaum santri. Pasalnya, tirakat merupakan suatu kebiasaan yang membudaya dalam kehidupan mereka. Sebuah kebudayaan yang lazimnya dilakukan oleh mayoritas santri tapi sangat disayangkan kebudayaan tersebut sedikit demi sedikit telah mulai ditinggalkan atau mungkin sudah hampir punah. Padahal sejarah menjadi saksi bahwa kesuksesan ulama zaman dahulu itu diraih dengan jalan Riyadhoh atau yang biasa disebut dengan tirakat. 

Dari segi pengertian, banyak pendapat yang mengartikan kata tersebut dengan makna yang berbeda. Satu pendapat mengatakn bahwa tirakat itu mengandung arti meninggalkan, pendapat sedangkan lain mengartikan dengan makna meningkat atau peningkatan. 

Dari pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa tirakat adalah suatu proses yang berupa meninggalkan kenikmatan atau kemudahan dalam pola hidup meraih keluhuran atau menaikkan derajat. 

Pada dasarnya tirakat bukanlah hal baru dalam kehidupan, karena berdasar pada keyakinan "Pada setiap mimpi yang besar akan ada proses panjang yang melelahkan". Jadi bisa diambil kesimpulan, bahwa kesulitan dalam perjalanan hidup itu sudah nyata adanya atau mungkin bisa juga dikatakan bahwa itu merupakan sunnatullah, terlebih dalam hal belajar. 

Menurut sebagian besar ulama, belajar merupakan pekerjaan paling utama dan mulia bahkan mengalahkan Jihad fi sabilillah. Bahkan dikisahkan dalam Al-Qur'an bahwa Nabi Musa menceritakan bahwa beliau mengalami kesulitan dalam perjalanan belajarnya. Sebagaimana tertuang dalam ayat Laqod Laqiina fi safarina hadza Nashoba.

Telah banyak cerita yang mengisahkan tentang kisah para ulama terdahulu, sebut saja Imam Hasan Al-Bashri, Syekh Sulaiman Al-Jazuly, dan sang Imam Madzhab yaitu As-Syafi'i. Banyak kisah yang menceritakan bentuk-bentuk Riyadhoh yang mereka lakukan, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi kita dalam hal pendidikan.

Ilmu merupakan keluhuran yang paling luhur, dan itu menunjukkan bahwa pemilik ilmu adalah orang yang paling luhur. Normalnya, pada setiap hal yang besar itu juga perlu proses yang besar, sedangkan ilmu yang bermanfaat itu bisa menjadikan pemiliknya hidup abadi meskipun ia telah wafat. 

Diantara jalan yang bisa ditempuh untuk memperoleh keberkahan ilmu adalah dengan jalan tirakat. karena kemegahan dan keindahan dunia hanya bersifat sementara, maka jangan mengejar hal itu, karena dunia akan datang sendiri tanpa dikejar. Ibarat seorang menanam padi, maka rumputnya pasti akan ikut. Sedangkan jika seorang menanam rumput, apa mungkin padi akan ikut tertanam?.

Tirakat itu ada yang terpaksa dan yang dipaksakan. Kendati demikian atsar dari tirakat itu akan sama jika dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Karena memang hidup adalah pilihan. Jadi manusia juga dibebaskan untuk menentukan hidup yang akan dijalani dan jalan hidup bagaimana yang akan ditempuh. 

Tapi tanpa diminta, peraturan juga akan dengan sendirinya muncul, memang bukan peraturan tertulis, sebut saja peraturan etika atau tentang adab yang kesemuanya pasti muncul dan berlaku dengan sendirinya. 

Jika santri itu sudah identik dengan kehidupan sederhana dan apa adanya, maka secara otomatis bisa diambil kesimpuln bahwa santri itu tidak pantas dengan pola hidup bebas dan tidak terbatas. Jaman memang bisa berubah, tren juga boleh saja bertambah, tapi adab tetaplah adab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun