Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahasa Perlu Dilestarikan?

14 September 2015   15:48 Diperbarui: 14 September 2015   16:48 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bahasa Indonesia mesti dilestarikan dan diupayakan menjadi bahasa internasional...(Pic Source: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id)"][/caption]

Judul itu dapat dijawab: Sangat perlu...!

Nelson Mandela berkata, "If you talk to a man in a language he understands, that goes to his head. If you talk to him in his language, that goes to his heart." Bahasa adalah alat komunikasi paling dibutuhkan. Tanpa sebuah bahasa, tidak akan pernah ada diplomasi, bisnis, pendidikan, dan bahkan tidak akan ada ‘kehidupan’. Bahasa adalah alat untuk berkomuniasi, dan sarana untuk menikmati dan menjalani kehidupan ini senyata-nyatanya.

“The limits of my language means the limits of my world,” Demikian kata Ludwig Wittgenstein. Tentu Ludwig paham betul betapa pentingnya peran bahasa dalam kehidupannya. Keterbatasan kita dalam berbahasa, kerap kali menyebabkan keterbatasan pada dunia kita. Anak-anak yang ‘hanya’ menguasai bahasa anak-anak, tentu akan sangat sulit bergaul dengan mereka yang memakai bahasa orang dewasa.

Bahasa memang sangat asyik dipelajari, apalagi kalau kita dapat menguasai banyak ragam bahasa dari banyak tempat. Kadang kita dapat menguasai 2 atau 3 bahasa, ada juga yang bisa bicara 4 sampai 7 bahasa. Sangat mengagumkan. Namun belum pernah saya dengar ada yang menguasai belasan atau puluhan bahasa, kalaupun ada pasti sangat jarang.

Menguasai bahasa itu penting, ya setidak-tidaknya satu bahasalah kita kuasai, kalau tidak menguasai satu bahasapun, maka kita akan disebut gagu atau bisu tentunya. Jadi belajarlah setidak-tidaknya satu bahasa hehehe…

Ada begitu banyak bahasa di dunia ini, mulai dari yang terbanyak digunakan, sampai kepada yang paling sedikit digunakan, bahkan pun ada yang ternyata sudah punah, atau akan segera punah. Bahasa mestinya dipertahankan tetap eksis, kalau bisa sampai kapanpun ia mesti tetap ada. Kalau hewan dan tumbuhan kita lestarikan, maka bahasa juga mestinya diberlakukan sama yaitu dilestarikan. Dengan cara apa? Mewariskannya secara turun temurun.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rata-rata ada satu bahasa yang lenyap menghilang setiap dua minggu. Di seluruh dunia tak kurang dari 6.000-an bahasa yang digunakan, banyak di antaranya terancam menuju kepunahannya. Sangat disayangkan tentunya.

Di Indonesia sendiri kita punya tak kurang dari 700-an bahasa. Menurut Kompas.com tanggal a5 Juni 2015, ada sekita 14 bahasa di Indonesia yang telah benar-benar punah alias tinggal nama. Bahasa-bahasa itu antara lain adalah berasal dari Maluku Tengah, bahasa Hoti, Hukumina, Hulung, Serua, Te'un, Palumata, Loun, Moksela, Naka'ela, dan Nila. Ada juga dari Maluku Utara, yaitu Ternateno dan Ibu. Dua bahasa berasal dari Papua, yaitu Saponi dan Mapia. Di seluruh Indonesia ini, hanya ada 13 bahasa yang penuturnya berjumlah di atas satu juta jiwa. Banyak bahasa yang justru penuturnya tak lebih dari 100 orang saja.

Dunia ini memiliki ribuan bahasa. Bahasa Inggris, Mandarin, dan Spanish nampaknya berada di urutan teratas bahasa-bahasa paling banyak di gunakan. Lantas sudah tahukah Anda bahasa-bahasa yang paling sedikit digunakan?

Bahasa Chamicuro atau Chamekolo /Chamicolo adalah salah satu yang amat langka, oleh karena katanya di seluruh dunia hanya ada 8 orang yang masih dapat berbicara Chamicuro dengan fasih. Bahasa ini biasanya digunakan di salah satu desa di Peru. Bahasa ini sudah sangat kritis, penggunanya sudah tua-tua dan kebanyakan orang di sana sudah memakai bahasa Spanyol (Spanish), makanya bahasa ini lantas kemudian ditinggal pergi. Ada juga Bahasa Dumi. Bahasa ini biasanya digunakan di beberapa desa di Nepal. Bahasa ini juga terancam punah, karena menurut catatan sebuah studi pada tahun 2007, maka tak lebih dari 10 orang saja yang bisa menggunakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun