Mohon tunggu...
Michelle Dyan
Michelle Dyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wanita Biasa

Mahasiswi Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Miskomunikasi dalam Hubungan Keluarga

26 April 2021   23:45 Diperbarui: 27 April 2021   00:12 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.canva.com/

Keluarga adalah suatu kelompok atau institusi pertama seorang anak mempelajari cara berkomunikasi dan proses interaksi antar individu. Hubungan keluarga merupakan salah satu bentuk hubungan komunikasi antar pribadi karena didalamnya terdapat orang-orang yang memiliki kedekatan relasi, saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain (DeVito, 2015). Komunikasi didalam keluarga merupakan salah satu bentuk komunikasi yang kompleks,  karena didalam suatu keluarga terdiri dari beberapa anggota seperti ayah, ibu, kakak, dan adik yang memiliki karakteristik, sifat, kepribadian, dan gaya berkomunikasi yang berbeda-beda. Cara ayah dan ibu berinteraksi dengan setiap anaknya belum tentu sama. Begitupun cara anak berkomunikasi dengan orang tuanya dan dengan saudaranya juga berbeda. Hubungan didalam keluarga bisa terbentuk dengan terjalinnya interaksi satu sama lain. Ketika didalam keluarga memiliki interaksi yang intens satu dengan yang lain, maka keterbukaan diri dalam keluarga menjadi lebih meningkat karena adanya rasa saling percaya didalamnya. Keterbukaan diri dan rasa saling percaya didalam keluarga mampu membuat anggota keluarga menjadi lebih dekat satu dengan yang lain sehingga mereka bisa saling berbagi informasi pribadi.

Keluarga saya termasuk kedalam tipe keluarga tradisional dimana adanya pembagian peran didalam keluarga yang jelas dimulai dari ayah, ibu, kakak, adik dan saya sendiri. Keluarga saya terbiasa untuk melakukan hal bersama-sama seperti liburan harus bersama-sama seluruh anggota keluarga. Hal ini merupakan salah satu cara kami untuk meningkatkan kedekatan dalam hubungan keluarga. Selain itu komunikasi didalam keluarga juga merupakan hal yang penting untuk bisa membangun kedekatan didalam keluarga yang akan mempengaruhi pada tingkat keterbukaan diri dan kepuasan didalam keluarga. Setiap keluarga memiliki iklim dam pola komunikasi yang berbeda-beda. Iklim keluarga akan dipengaruhi oleh pola komunikasi. Pola komunikasi sendiri terbagi menjadi conformity orientation dan conversation orientation (Segrin & Flora, 2005).

Ayah saya yang memiliki peran sebagai kepala keluarga memiliki pola komunikasi yang menurut saya terkadang sulit dipahami. Ayah saya memiliki pola berpikir yang sangat mementingkan logika dengan menjelaskan sesuatu menggunakan ilustrasi, atau konsep-konsep tertentu yang menurut saya bahasanya terlalu tinggi untuk saya pahami dan sering terjadi miskomunikasi hingga konflik. Konflik yang sering terjadi karena ayah saya merasa sudah menjelaskan dan anggota keluarga lainnya harus mengerti apa yang sedang dia butuhkan atau pikirkan saat itu. Selain itu pola komunikasinya juga dipengaruhi dari lingkungan kerjanya dikantor yang dimana ketika berbicara dengan anak-anaknya seperti sedang berbicara dengan teman kantor yang formal, terstruktur dan kaku. Disatu sisi pola komunikasi ini membentuk kami anak-anaknya memiliki gaya berkomunikasi yang sopan. Namun sisi lainnya keluarga saya menjadi kurang memiliki kedekatan emosional yang intim, kurang keterbukaan diri satu sama lain, dan memiliki hubungan yang kaku dengan ayah saya. Memiliki keluarga dengan tipe pola komunikasi protective berarti conversation orientation yang rendah dan conformity yang tinggi dengan menekankan loyalitas pada keluarga, saling mempengaruhi satu dengan yang lain, menekankan pada kesamaan nilai nilai dan keyakinan dalam keluarga. 

Tips membangun hubungan dan komunikasi dalam keluarga menjadi lebih baik dan efektif :

1. Pahami pribadi dan karakter masing-masing individu dalam keluarga untuk bisa menyesuaikan cara berkomunikasinya.

2. Jika kita tidak mengerti apa yang diucapkan oleh anggota keluarga kita maka diperlukan kemauan diri untuk bertanya sehingga kita tidak menyimpulkan sendiri yang mengakibatkan terjadinya miskomunikasi.

3. Anak dan orang tua perlu bersama-sama berperan aktif memperbaiki hubungan dengan mengubah pola komunikasi yang lebih santai namun tetap bermakna.

4. Lebih menujukkan kasih sayang antar keluarga satu dengan yang lain dengan mengajak keluarga berkumpul bersama, saling sharing pengalaman dalam waktu seminggu atau sehari. 

5. Tidak memikirkan ego sendiri sehingga menjadi apatis atau cuek terhadap keadaan keluarga.

6. Orang tua dan anak sama-sama mengkomunikasikan kekurangan dan kelebihan yang dirasakan dari cara berkomunikasi sehingga dapat saling mengerti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun