Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Valentine Day Kini

14 Februari 2021   08:32 Diperbarui: 14 Februari 2021   08:34 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perayaan Valentine Day sudah menjadi perayaan banyak orang di seluruh dunia terlebih bagi kaum remaja dan anak muda. Memang benar bahwa perayaan Valentine berasal dari Eropa. Bahkan walau pun tidak ada penetapan resmi dari pemerintah bahwa Valentine Day adalah salah satu hari istimewa seperti hari perayaan lainnya.

 Namun, kemeriahan dan bagaimana cara setiap pihak merayakan Valentine Day membuat Valentine Day tidak kalah seru dan meriah dibandingkan dengan berbagai perayaan lain yang sudah ditetapkan secara resmi dalam kalender masehi dengan sebutan tanggal merah.

Artinya bahwa perayaan hari Valentine Day atau yang sering disebut hari kasih sayang ini sudah jauh berkembang dari tahun ke tahun. Jika awal mula munculnya hanya berkembang dan dirayakan di Eropa, namun sekarang sudah menjadi perayaan yang dirayakan secara global. Hal ini juga membuka kemungkinan berbagai versi penafsiran terhadap hari Valentine Day sesuai latar belakang masing-masing orang baik dari latar budaya, arti kata cinta itu sendiri di lingkungan sekitarnya, wawasan yang dimiliki seseorang, pengalaman hidupnya tentang cinta itu sendiri dan berbagai hal lainnya.

Membahas satu-persatu bagaimana masing-masing pihak menafsir makna Valentine Day atau bagaimana mereka merayakan Valentine Day tentu tidak akan pernah ada habisnya dan waktu yang dimiliki untuk membahas itu pun tidak akan pernah cukup. Karena setiap penafsiran tentu akan memancing penafsiran baru dan begitu seterusnya. 

Karena itu, ada baiknya kita coba melihat cara memaknai hari Valentine Day dari satu sudut, yang di satu sisi menjadi cukup dominan di kalangan anak muda masa kini dan di sisi lain penting dibahas karena mulai melenceng dari makna hari kasih sayang itu sendiri. 

Saat ini ada semacam makna tersebunyi yang tidak terungkapkan namun tetap ada dari bagaimana orang-orang merayakan hari Valentine Day, terlebih khusus bagi anak muda dan kaum remaja. Perayaan Valentine Day jaman sekarang tidak lebih dari penanaman sikap mengelabui makna asli kasih sayang. Valentine day menjadi ajang mempertontonkan kasih sayang semu. Media komunikasi seperti facebook, status whatsap, intagram dan lain sebagaimana menjadi media paling ampuh untuk mempertontonkan kasih sayang semu ini. 

Valentine menjadi persoalan image yang ditampilkan. Lambat laun orang lebih mementingkan kado yang diberikan, coklat yang dibelikan, pakaian couple yang dipakai, pelukan tanpa makna dan lain sebagainya yang hanya untuk memperindah foto dan video yang ingin diposting. 

Lebih parah lagi jika ada remaja dan anak muda yang melakukan seks di luar nikah hanya untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar mencintai pasangannya di hari Valentine Day ini. Pesona dan romantisme semu menjadi faktor yang menentukan valentine. Keindahan Valentine ditampilkan melalui kemampuan memamerkan diri sebagai pemilik momen yang paling menarik dan memikat. Popularitas tertinggi akan dicapai oleh sepasang kekasih yang sanggup menunjukkan diri paling menarik bagi orang lain. 

Valentine day akhirnya kehilangan makna sesungguhnya sebagai hari kasih sayang, dan dikebiri hanya sebatas cinta antara dua orang kekasih yang sedang asyik masyuk jatuh cinta. Seharusnya, kasih sayang itu dimaknai lebih dari sekadar kasih sepasang kekasih. Memperhatikan sesama yang menderita dan membantu mereka yang memerlukan bantuan adalah contoh dari perayaan Valentine day yang sesungguhnya, luas dan berjiwa cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun