Mohon tunggu...
Miarti Yoga
Miarti Yoga Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Pengasuhan

Mengenal Diri, Mengenal Buah Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serba-serbi Memulai

5 November 2020   19:19 Diperbarui: 6 November 2020   06:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seolah mudah dan seolah tanpa masalah. Saat kita mencermati sebuah brand (baik personal, organisasi maupun corporate), yang sudah "punya nama" alias sudah familier dan sudah kokoh.

Ibarat gunungan es. Yang kita lihat secara kasat mata adalah terkenalnya, suksesnya, atau mungkin omzet dan cabang-cabang perusahaannya (bagi pebisnis dan pengusaha), karya-karya fenomenalnya (bagi sutradara, penyanyi, koreografer, perancang busana, pencipta lagu, penulis, dan lain-lain), jangkauan distribusinya, penghargaan-penghargaannya, capaian tertinggi di bidang akademisnya, dan lain-lain.

Lalu sering kita lupa untuk mencoba lebih awas dalam menilik proses mereka saat memulai, di mana proses ini diibaratkan sebagai gunungan es bagian bawah. Saat mereka memulai, sungguh bukan sebuah perjuangan ecek-ecek. Bukan pula sebuah langkah pragmatis alias tiba-tiba muncul atau tiba-tiba mendunia.

Ada sebuah ketergepohan saat seseorang atau sebuah organisasi atau sebuah perusahaan MEMULAI debutnya.

Ketika yang memulai itu adalah "person", bukan tak mungkin mereka mengalami perjuangan serba sendiri. Membuat konsep sendiri, melakukan percobaan sendiri, menjalankan hal-hal teknis juga sendiri, menawarkan barang/jasa sendiri, bahkan menyediakan berbagai tools oleh sendiri, dan menempuh manajerial oleh diri sendiri. Serba sendiri.

Lalu, ketika si "person" tersebut mulai melibatkan orang, maka tantangan pun tidak berarti lebih sederhana. Ada tantangan menghadapi sikap, tantangan mentransfer cara-cara, tantangan kesabaran, bahkan ada tantangan saat di mana dirinya tak didengar atau tak dimengerti oleh tim. Pun tak terelakkan. Tantang "dicuekin" oleh tim, dengan alasan entah karena mereka tidak mengerti maksud dan tujuan, atau entah karena mereka sudah merasa  aman tersebab tupoksinya telah terakomodasi.

Pun ketika dimulai secara organisasi. Betapa tak mudah memulai secara bersama, membuat sistem untuk ditaati sama-sama, membuat target untuk ditempuh sama-sama pula. Tak mudah. Tak sederhana. Bahkan untuk satu visi, satu frekuensi dan satu resonansi pun tak gampang. Bahkan cukup menguji perjalanan. Namun itulah indahnya memulai. 

Namun sekian dinamika bukan berarti untuk kita berhenti dari debut perjuangan. Melainkan untuk tetap dihadapi dengan tekun, dengan istiqamah, dengan sepenuh optimistis bahwa Allah Swt. niscaya akan menghadirkan jalan terbaik dari arah yang tentu saja sangat tak bisa diprediksi.

Di dalam ajaran Islam, dikenal istilah Man Jadda Wajada. Istilah ini selaras dengan peribahasa orang Sunda, yakni Lamun keyeng tangtu pareng. Artinya apa. Artinya adalah bahwa siapa saja yang tekun dengan upayanya, yang istiqomah dengan prosesnya, yang sabar dengan segala halang rintang yang menerpa, yang tidak ngoyo saat menghadapi rangkaian keharusan, maka kebaikan, kemudahan dan keberhasilan pun TAK KAN KE MANA.

Demikian pula dalam dunia filsafat pendidikan, dikenal dengan istilah intuisi. Artinya, setiap kita yang terbiasa berupaya, berjuang, menempuh proses dan tak bosan dengan rangkaian percobaan, maka solusi itu senantiasa akan hadir. Artinya, konteks problem solving itu tak mungkin hadir pada orang yang diam. 

Kita bisa melihat para montir yang dengan lihainya mendiagnosis dan menyelesaikan masalah pada sebuah mesin kendaraan, hanya dengan bekal pengalaman yang berulang, yang secara langsung merupakan bekal kebiasaan menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun