Mohon tunggu...
M. Hidayanto
M. Hidayanto Mohon Tunggu... Freelancer - Profesional

Pemerhati masalah kekinian dan pertanian

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan

21 Maret 2019   21:24 Diperbarui: 23 Maret 2019   04:03 3298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sawah di Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, yang dibiarkan ditumbuhi rumput (KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR)

Ketahanan pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 tentang pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. 

Sedangkan menurut Deklarasi Roma tentang Ketahanan Pangan Dunia (Rome Declaration on World Food Security) yang dicanangkan pada saat Pertemuan Puncak Pangan Dunia (World Food Summit) tanggal 13-17 November 1996, mendefinisikan ketahanan pangan sebagai: '

'Food security exists when all people, at all time, have physical and economic access to sufficient, safe and nutritious food to meet their dietary needs and food preferences for an active and healthy life'' (kondisi ketahanan pangan tercapai jika semua individu, pada setiap saat, memiliki akses secara fisik dan finansial untuk mendapatkan pangan yang cukup, aman, dan bergizi, sesuai dengan kebutuhan dan seleranya untuk dapat hidup sehat dan produktif).

Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana kondisi ketahanan pangan nasional akibat perubahan iklim yang terjadi pada beberapa dekade terakhir ini? Perubahan iklim mau tidak mau akan mangancam pasokan pangan nasional terutama beras jika tidak ada strategi untuk antisipasinya. 

Pasalnya jumlah penduduk yang terus bertambah, dan sudah barang tentu harus dibarengi dengan penambahan pasokan pangan terutama beras sebagai makanan pokok masyarakat dalam jumlah yang semakin meningkat pula. Lalu apa dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian?

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang tercermin pada perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu udara, dan naiknya permukaan air laut akan mempengaruhi sistem produksi pertanian tanaman pangan. Perubahan pola curah hujan misalnya, telah meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir dan juga kekeringan, sementara naiknya muka air laut mengakibatkan lahan pertanian di pesisir semakin menciut.

Dampak perubahan iklim telah dirasakan dan perlu diantisipasi sejak dini oleh para pelaku dan pemangku kepentingan. Dampak utama perubahan iklim terhadap sektor pertanian antara lain adalah perubahan pola hujan dan terjadinya iklim ekstrim El Nino (kekeringan) dan La Nina (banjir), meningkatknya suhu udara dan naiknya permukaan laut. Tanaman pangan (semusim) relatif lebih rentan terhadap perubahan iklim pada kondisi kekurangan dan kelebihan air.

Akibat dari iklim ekstrim pada pertanian tanaman pangan antara lain: kerusakan sumberdaya lahan, penurunan luas tanam, penurunan indeks pertanaman (IP), peningkatan intensitas serangan OPT (organisme pengganggu tanaman), penurunan produktivitas, dan puso atau gagal panen. 

Tanpa adanya antisipasi dan intervensi maka target swasembada pangan yang telah diprogramkan oleh Pemerintah di beberapa daerah akan sulit dicapai secara berkelanjutan. Namun jika antisipasi dan intervensi dilakukan secara tepat, maka perubahan iklim menjadi peluang bagi pengembangan sektor pertanian.

Strategi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun