Mohon tunggu...
MHD Vaeez Ryan Avino
MHD Vaeez Ryan Avino Mohon Tunggu... Editor - Karyawan Swasta, Staff

Saya adalah pribadi yang suka mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terbaru. Saya memiliki ketertarikan pada bidang bahasa asing dan juga tekonologi komputer khususnya desain grafis. Hobi yang sekarang saya geluti adalah mengikuti beberapa seminar online bertajuk teknologi komputer pada beberapa platform. Saya suka olahraga terutama basket dan juga bela diri seperti tae kwon do.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengolahan Air untuk Masa Depan yang Lebih Baik

26 Februari 2021   10:12 Diperbarui: 26 Februari 2021   10:13 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin filter air minum RO (reverse osmosis) untuk rumah tangga

Pengolahan air merupakan hal yang paling mendasar sejatinya jika kita mengamati kehidupan ini dari sudut pandang berbeda. Bagaimana tidak? mungkin sebagian dari kita masih mengingat tentang materi siklus terjadinya hujan. Ya, terjadinya hujan merupakan siklus yang amat panjang dan tidak sederhana. Banyak sekali komponen yang mendukung hingga turun air hujan dan dapat memberikan manfaat bagi makhluk hidup dan ekosistem di bumi. Dari siklus hujan tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa, alam memiliki tugas yang berat untuk menopang kehiudpan di bumi. Tugas tersebut akan lebih berat lagi jika manusia hanya memperparah keadaan dan kondisi air sebagai sumber utama siklus terjadinya hujan.

Air hujan yang kita rasakan memiliki rasa yang tawar dan membawa manfaat khususnya bagi tanah yang kering dan tandus. Indonesia sebagai negara tropis mungkin agaknya merasa lega karena mengalami musim penghujan sepanjang tahun. Dengan kondisi tersebut, masyarakat tidak merasa khawatir akan kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Meski begitu, keadaan serupa mungkin hanya kita jumpai pada beberapa daerah dan lokasi yang memiliki curah hujan tinggi atau cenderung stabil setiap tahunnya. Beberapa lokasi seperti daerah yang didominasi sabana dan juga pegunungan tandus masih mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih khususnya pada musim kemarau.

Potret yang sebaliknya mungkin akan kita temui pada kota-kota besar saat musim penghujan tiba. Banjir bandang yang melanda sebagian besar kota-kota di Indonesia seakan menjadi agenda rutin tahunan. Hal ini tentunya menjadikan kebutuhan akan pengolahan air sangat mendesak.

Teknik Pengolahan Air untuk Ketersediaan Air bersih

Perlu kita pahami bersama bahwa masalah air bukan hanya terjadi di daerah-daerah gersang nan tandus seperti gurun atau padang pasir. Tak sedikit bahkan, di area padat penduduk kesulitan untuk mendapat air bersih masih sering kita jumpai. Percaya atau tidak hal itu kebanyakan memang disebabkan oleh ulah tangan manusia. Namun, di saat yang sama manusia juga yang memegang peranan untuk memberi perubahan positif pada lingkungannya.

Air bersih sering identik dengan pegunungan hijau nan rindang yang penuh dengan aneka ragam flora dan fauna. Beberapa bahkan berasumsi bahwa air bersih hanya ada pada negara-negara maju dengan teknologi pengolahan air yang canggih. Padahal, untuk mendapatkan air bersih, kita bisa memanfaatkan sumber air terbesar di bumi yaitu air laut. Seperti yang telah kita pahami bersama, semua air yang mengalir dari dataran tinggi dan sungai-sungai di daratan akan berakhhir dan bermuara ke pantai kemudian ke samudera. Samudera yang begitu luas menyimpan sumber daya tak terhitung untuk kebutuhan manusia.

Desalinasi air laut merupakan solusi yang dapat kita manfaatkan untuk mengolah air laut menjadi air tawar dengan kualitas air yang baik. Proses desalinasi air laut sendiri sebenarnya sudah ada sejak abad 20, dimana para prajurit dari royal navy (angkatan laut kerajaan Inggris) yang pertama kali memperkenalkan proses tersebut. Teknik untuk melakukan proses desalinasi air laut sendiri cukup beragam, mulai dari yang plaing populer seperti teknik RO (reverse osmosis) dan teknik lainnya seperti MSF (multi stage flash) dan MED (Multi Effect Distillation).

Kelangkaan Air Bersih

Masalah air atau kebih tepatnya kelangkaan air, merupakan masalah yang akan senantiasa menghantui kehidupan manusia di bumi. Pastinya sudah banyak yang mencarikan solusi untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai cara. Kendati demikian, permasalahan air di dunia secara umum masih belum menunjukkan penurunan intensitas. Seiring dengan bertambahnya populasi di bumi, para peneliti dihadapkan dengan fakta-fakta baru di masa yang akan datang terkait ketersediaan air.

Banyak para peneliti yang memperkirakan pada tahun-tahun mendatang keadaan populasi akan terus meningkat. Peningkatan tersebut tentunya akan membawa dampak bagi kehidupan di bumi, salah satunya masalah air. Ketersediaan air bersih diperkirakan akan semakin menipis dengan semakin bertambahnya populasi di bumi. Dengan demikian, segala upaya penyelesaian masalah air bersih secara konvensional akan menemui akhir.

Secara singkat, para peneliti memprediksi bahwa setidaknya pada tahun 2040 mendatang kondisi populasi di bumi akan meningkat tajam. Faktanya, peningkatan tersebut masih belum sejalan dengan kemampuan produksi air bersih pada beberapa daerah. Setidaknya akan ada satu lokasi dari lima puluh lokasi di dunia yang akan mengalami masalah air. Kelangkaan air ini adalah tanggung jawab kita bersama, dengan saling memahami peran antara satu sama lain.

Melangkah Sekarang Untuk Esok

Dengan fakta yang telah kita ketahui pada beberapa penjelasan singkat di atas, sekarang saatnya melakukan perubahan. Perubahan kita mulai dari diri kita pribadi dan dari lingkungan terdekat kita yaitu keluarga. Prioritas utama adalah kesehatan dan keberlangsungan hidup dan kehidupan. Dengan menjaga kebutuhan kita akan air yang memegang banyak peranan penting bagi tubuh kita, produktifitas akan senantiasa terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun