Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pro-Kontra Warung Buka di Bulan Puasa

25 Mei 2018   22:32 Diperbarui: 25 Mei 2018   22:45 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: prince-coffee-club.com | Olah Pribadi

Pro-Kontra Warung Buka di Bulan Puasa -Kalau bahas soal ini, saya jadi teringat kejadian beberapa tahun silam dimana ada warung seorang ibu yang diobrak-abrik petugas karena warungnya buka dan melayani orang yang ingin makan. Saya yang melihat rekaman video di salah satu media elektronik jujur saja merasa sedih. 

Ya, saya sedih memikirkan mubazir karena makanan dibuang-buang. Selain itu memikirkan kerugian sang ibu karena masakannya tentu dimasak menggunakan modal yang tidak sedikit. Karena setiap hari pastinya bergantung pada penghasilan jualan warung. Tetapi, di sisi lain saya mengecam juga tindakan pihak yang mengamankan karena tanpa basa-basi terlebih dahulu, warung langsung "diberantakin" begitu saja. Pastilah ada cara yang baik untuk melakukan sebuah razia. Tidak harus dengan kekerasan, bukan? 

Lalu kemudian ada yang bertanya pada saya, "Jadi, kamu ada di pihak mana, pro atau kontra warung buka di bulan puasa?" 

Sebelum saya jawab, saya ingin cerita dulu masa kecil saya. Dulu, saat bulan puasa tiba, warung di kantin sekolah itu tutup. Anak-anak yang bersekolah tidak ada yang jajan, otomatis. Bagi anak yang tidak puasa, mereka membawa bekal dan dimakan di dalam kelas saat jam istirahat tiba. Kami yang berpuasa tentu tidak melihatnya bahkan memberikan kesempatan mereka untuk makan. Begitupun saat waktu shalat tiba, mereka pun akan dengan senang hati menunggui kami di kelas karena harus menghadap Tuhan kami dahulu. 

Apakah itu membuat kami lantas saling bergantung untuk dipahami? Rasanya tidak. Rasa persaudaraan dan kemanusiaan itu yang mendorong kami akhirnya "mengerti" status masing-masing tanpa perlu mengatakan: "Lihatlah, saya menghormatimu untuk shalat. Shalat-lah!" atau "Lihatlah, saya menghormatimu untuk makan karena tidak puasa, makanlah!" 

Bagi yang mengimani agama dengan benar, sekalipun tak dikatakan, ketika berada di lingkungan yang berbeda, ada toleransi yang membungkusi tindakan sehingga tak kebablasan. Tanpa perlu diinformasikan mengenai nilai agama berulang-ulang. Karena jika sudah beragama dengan benar, tidak akan ada tuh perasaan tidak dihargai atau malah dinistakan. 

Back to persoalan warung buka atau tidak saat puasa... 

Kalau kalian memilih yang mana? 

Hmm... kita hidup di era semua serba canggih. Semua serba membutuhkan perputaran agar kehidupan tetap berjalan. Begitu juga dengan roda ekonomi. Tetap harus berputar. Maka ketika ada warung yang buka saat puasa, saran saya positive thinking saja. Mereka buka karena pasti sudah menimbang untung rugi. Toh, meskipun mereka buka, omset penjualan pastinya tidak seramai saat tidak puasa. Apakah kita harus menghalangi rezeki orang lain? Toh tidak semua warung juga buka sejak pagi. Ada yang malah buka agak siang bahkan menjelang saatnya berbuka. Dan mereka membutuhkan pemasukan untuk menggaji karyawan yang bekerja, baik itu karyawan yang puasa atau tidak puasa. 

Jadi, saya pro warung buka? 

Menurut teman-teman bagaimana? Hihi... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun