Mohon tunggu...
Money

"Good Company, Bad Stock" TOWR.JK

14 Desember 2016   17:00 Diperbarui: 14 Desember 2016   17:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Bank Indonesia (BI) meyakini ekonomi Indonesia akan berada pada kondisi lebih baik pada 2017. Prediksinya tidak jauh dari target pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makro RAPBN 2017.

            "Kami perkiraakan pertumbuhan ekonomi 2017 dapat berada di kisaran 5,1 persen sampai 5,5 persen," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo saat rapat dengan Banggar DPR, Jakarta, Selasa (30/8/2016).

            Angka tersebut lebih rendah dari prediksi BI sebelumnya atas pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 yakni 5,2-5,6 persen. Sejumlah faktor menjadi pertimbangan BI menurunkan prediksinya.

            Salah satunya yakni diturunkannya prediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2017 oleh IMF dan Bank Dunia.

            IMF menyebutkan ekonomi global diprediksi akan tumbuh 3,1 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun 2017 atau turun 0,1 persen dari perkiraan semula baik untuk tahun ini maupun tahun depan.

  • Analisis Industri

            Industri telekomunikasi selular Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan diperkiraan akan tetap mengalami pertumbuhan yang signifikan. Analysys Mason memperkirakan rasio penetrasi mencapai 158% pada akhir tahun 2019, meningkat dari 325 juta di tahun 2013 menjadi 411 juta di tahun 2019.

            Pertumbuhan tersebut akan dipicu oleh bertambahnya pengguna 3G dan 4G dimana naiknya permintaan atas data usage akan menjadi pendorong utama bagi para operator telekomunikasi dalam meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan pelayanan mereka. Pertumbuhan tersebut didorong oleh makin luasnya area jangkauan layanan nirkabel dan turunnya tarif nirkabel sebagai akibat tingginya persaingan antar operator telekomunikasi.

            Kebutuhan operator telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan nirkabel serta peralihan permintaan pelayanan dari voice ke data diperkirakan akan mendorong pertumbuhan permintaan atas BTS dari sekitar 178 ribu di tahun 2013 menjadi sekitar 292 ribu di tahun 2019 dengan perkiraan ekspansi (3G dan 4G) mayoritas pada area perkotaan dan pinggiran kota. Jumlah menara telekomunikasi di Indonesia diperkirakan akan meningkat sebanyak 21 ribu menara dari kurang lebih 73 ribu di tahun 2013 menjadi 94 ribu di tahun 2019, dan terutama merupakan menara baru yang dibangun oleh perusahaan penyedia menara independen.

            Kedepannya pembangunan menaraoleh operator telekomunikasi akan sangat terbatas dan para operator telekomunikasi telah mulai menjual menara untuk mendapatkan dana segar dan focus pada kegiatan usaha inti. Pemerintah pun mendorong para penyedia menara independen untuk menawarkan ruang sewa menara pada semua operator telekomunikasi secara adil.

            Kondisi tersebut memberikan peluang bagi pernyedia menara independen untuk tetap tumbuh dengan meningkatkan kolokasi, membangun menara telekomunikasi baru dan mengakuisisi menara yang dilepas oleh operator telekomunikasi.

  • Analisis Perusahaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun