Dalam masa yang semakin melaju tak menentu, terukir dengan jelas benang merah yang kian tak terbentuk. Benang tersebut semakin lama menjadi tak karuan. Hal itu mampu kita implemetasikan seperti halnya keadaan yang sangat memprihatinkan pada saat ini. Kita pun tentu mengetahui terkait pandemi yang melanda seluruh dunia, maka Indonesia pun banyak sekali memiliki sisi yang harus segera di perbaiki keadaanya. Terkait ranah hukum, politik, kesehatan, dan lain sebagainya.
Saat ini kita tahu bahwa  satu dinamika mampu melahirkan anak-anak dinamika yang tak kalah mempusingkan. Terbukti dari munculnya pandemi yang mampu melahirkan berbagai macam permasalahan. Seperti pengesahan omnibus law, resesi ekonomi, bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, dan masih banyak lagi bukti dari lahirnya polemik yang begitu signifikan ini.
Jika menanyakan terkait kapan waktu polemik ini akan usai. Maka kita pun tentu tak bisa memastikan kapan permasalahan ini akan berlalu. Namun, satu hal yang bisa dijadikan pembelajaran adalah bagaimana semua aspek dalam tatanan kehidupan ini memiliki peran sentralnya tersendiri.
Terkadang tak sedikit diantara kita yang berasumsi bahwa untuk apa memikirkan atau mengurus sesuatu yang diluar ranah substansi kita. Pada hakikatnya semua memiliki ranahnya masing-masing. Mungkin secara sekilas hal tersebut bisa dikatakan ada sisi benarnya, namun tanpa kita sadari secara tidak langsung, jika kita terus mempunyai pola pikir seperti itu. Maka sejatinya nilai ketimpangan akan senantiasa menghampiri kita di penghujung jalan sana.
Di era seperti saat ini tanpa kita sadari ada satu komponen yang  benar-benar kita butuhkan dan hal ini tak boleh dipandang sebelah mata eksistensinya. Apa hal tersebut? Yaitu kontribusi dari kaum milenial. Jika kita membicarakan terkait ranah pemuda, Maka hal tersebut pun bisa kita berkaca pada pada masa-masa penjajahan terdahulu. Bagaimana ketika itu peran pemuda memiliki andil yang sangat besar untuk mengantarkan Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.
Lantas, jika kita implementasikan pada kehidupan saat ini. Tentu sejatinya kita akan sangat membutuhkan peran pemuda di tengah situasi pandemi. Bagaimana mereka mampu memiliki peran yang berbeda daripada yg lain, dengan segenap gebrakan yang hanya dimiliki oleh anak  muda. Maka, apa saja peran yang mampu  disumbangkan oleh anak muda tersebut?.
Kita pun tentu memahami hakikat para pemuda yang selalu memiliki ide cemerlang dan gagasan yang imajinatif. Terbukti dengan nilai tersebut kelak akan memberikan warna yang unik pada perjalanan kehidupan ini. Pemuda selalu identik dengan semangat yang tinggi, karakter yang kuat, dan tentunya cerdas. Maka dengan ini ada beberapa poin yang akan dibahas tentang peran sentral para pemuda di tengah pandemi, Apa saja peran tersebut?.
1. Melek akan teknologi dan informasi
Teknologi dan informasi adalah dua komponen yang sangat penting sekali untuk kita genggam. Hal ini pun mampu menjadi senjata untuk bagaimana kita mengarungi dinamika kehidupan ini, mengapa demikian? Karena di era revolusi industri 4.0 seperti, kita pun tentu memahami bahwa kedua unsur diatas mampu menjadi penunjang segala macam hal pada dinamika kehidupan. Dalam ranah ini sangat erat kaitannya dengan peran para milenial, karena disatu sisi mereka pun cenderung lebih aktif dan memiliki ide imajinatif dalam mempergunakan kedua unsur tersebut. Maka dari hal tersebutlah bisa kita ketahui bersama  jika teknologi dan informasi mampu dipergunakan dengan sebaik mungkin oleh para milenial untuk hal yang sifatnya kebaikan, sudah bisa dipastikan bahwa aspek tersebut bisa menjadi senjata ampuh dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada saat ini.
Dengan turunnya para pemuda di ranah informasi dan teknologi, diharapkan mampu memberikan edukasi dalam pengendalian hoax dan penyebaran informasi yang akurat. Dari substansi inilah kita menyadari bahwa korelasi yang dibangun dari kedua sudut ini sangatlah sejalan dan satu kubu. Lantas, apa cita-cita utama jika hal ini telah terlaksana? Yaitu terwujudnya generasi emas di masa depan, para generasi mampu tumbuh dari nilai-nilai kebaikan yang telah dipupuk sejak dini.
2. Inisiator gerakan solidaritas antar sesama
