Mohon tunggu...
Ayu PermataSari
Ayu PermataSari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN SUMATERA UTARA

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyikapi Permasalahan dan Hambatan yang Dialami Anak Usia Dini pada Masa Pandemi

10 Agustus 2020   10:11 Diperbarui: 10 Agustus 2020   10:22 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://alhamid.id/pendidikan/tk-islam/

Di dalam pelaksanaan pembelajaran anak usia dini, pembelajaran di rumah dengan metode pembiasaan tidaklah semudah yang dibayangkan. Faktor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam penerapan metode pembiasaan. 

Nyatanya, tidak semua orang tua bisa seperti guru di sekolah. Banyak orang tua tidak telaten, anak biasanya malah dibentak-bentak yang juga efeknya kurang bagus. 

Mungkin karena keadaan situasi dan kondisi, anak jadi kurang semangat di rumah sehingga jenuh, tidak ada teman-teman, dan tidak ada yang memotivasi. Karena biasanya di sekolah guru menyampaikan pembelajaran diselingi dengan seni, ada tepuk-tepuk, bernyanyi dan selingan berbagai kreativitas lainnya, sedangkan di rumah cenderung monoton.

Dalam kasus ini, tidak dapat dipungkiri juga, salah satu sifat anak-anak adalah mereka sangat mudah untuk berubah pikiran dan berubah suasana hatinya. 

Hal tersebut dikarenakan anak usia dini belum bisa mengontrol diri dengan baik. Kebanyakan dari mereka belum bisa berkomunikasi dengan lancar dan menyampaikan apa yang dirasakan. Hal ini masih ditambah faktor atmosfir belajar anak yang tiba tiba berubah, dari yang biasanya dilakukan bersama teman dengan penuh warna dan kreativitas, sekarang harus dilakukan sendiri dan kurang menarik.

Suasana hati dan emosi seorang anak yang sering kali berubah secara tiba-tiba membuat orang tua merasa bingung dan kewalahan. Tidak semua orang tua paham bagaimana menghadapi anak yang berperilaku tidak sesuai harapan. Dalam situasi ini, tidak jarang orang tua gagal membentuk komunikasi dengan anak. Alih-alih memahami perilaku anak, justru orang tua lebih sering marah dan membentak. Hal ini tentu akan kontradiktif dengan proses pembelajaran yang sedang dilakukan.

Adapun tantangan lain dalam penerapan pembelajaran pembiasaan di rumah adalah pola pikir dan motivasi orang tua. Salah satu contohnya orang tua murid yang diwawancarai penulis menyatakan bahwa motivasi menyekolahkan anak di PAUD selama ini lebih sekadar untuk menitipkan anak ketika ditinggal bekerja. 

Sehingga, saat anak tidak bersekolah dan hanya bermain di rumah, orang tua merasa bahwa ini adalah hal yang sudah seharusnya bagi anak. Motivasi dan pola pikir seperti ini bisa menjadi salah satu penyebab orang tua malas untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Permasalahan lain yang dialami guru adalah terkait pengamatan dan penilaian. Selama pandemi Covid-19, pengamatan hanya bisa dilakukan dengan melihat video dan foto yang dikirimkan oleh orang tua murid. Hal ini menyebabkan aktivitas pengamatan yang dilakukan oleh guru menjadi sangat terbatas.

Sementara itu, penilaian pada metode pembiasaan adalah dengan teknik penilaian catatan anekdot, yaitu melakukan pengamatan secara penuh kemudian mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, menuliskan apa yang dilakukan anak dan apa yang dikatakan anak. Catatan anekdot ini berfungsi sebagai jurnal kegiatan harian yang memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak. Alhasil dengan adanya keterbatasan pengamatan, bisa dipastikan pencatatan anekdot tidak akan berjalan maksimal. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada validitas penilaian yang dilakukan guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun