Bagiku wanita tangguh itu adalah wanita yang mengerti siapa dirinya dan tahu nilai dirinya, wanita yang tidak saja menginspirasi tapi juga mau terinspirasi untuk melakukan hal-hal yang positif.
Wanita tangguh itu tumbuh dari kesadaran yang diraih dari pengalaman ke pengalaman yang akan membuatnya menjadi kuat.
Dan wanita tangguhku ada pada sosok putriku, yang meski dalam usianya yang masih sangat belia, tapi punya tekad untuk melahap semua pelajaran yang diberikan untuknya.
Aku dibuatnya sampai harus banyak belajar lagi untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahuinya, tapi tak mengapa, wanita tangguh itu memang harus belajar dan terus belajar dari pengalaman yang dilaluinya.
Di Ramadhan ini putriku sudah bertekad puasa penuh selama sebulan, dan itu dilakukannya bukan dengan kemanjaan, tapi dijalaninya dengan tetap seperti sebelum Ramadhan.
Belajar secara mandiri untuk pelajaran sekolah tetap dilakukannya, usai itu lanjut belajar mengaji dan kajian-kajian keagamaan ringan.
Usai semua itu, ia juga tak mau ketinggalan untuk membantu saya menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa.
Namun mengingat usianya yang masih belia, tentu saya tidak mengabaikan dunia kanak-kanaknya, ruang dan waktu untuk itu tetap cukup untuknya.