Sore itu, Kamis (1/5/2025), saya berdiri di pinggir Jalan Karet, di kawasan Pecinan Pekanbaru---sebuah tempat yang bukan sekadar lokasi, tapi juga bagian dari hidup saya. Di sinilah rumah almarhum orang tua saya dulu berdiri, menyimpan begitu banyak kenangan masa kecil yang hangat.Â
Setiap sudut jalan mengingatkan saya pada momen-momen sederhana namun bermakna: suara sepeda ontel, aroma kue bulan dari dapur tetangga, hingga gemuruh barongsai saat perayaan Imlek.
Juga kenangan bersama teman-teman yang sama-sama bersekolah di Perguruan Katolik Santa Maria saat itu. Kami sering pulang sekolah berjalan kaki menyusuri Jalan Ahmad Yani hingga mencapai rumah kami di kawasan Pecinan.Â
Kini, kebanyakan dari mereka sudah merantau ke berbagai belahan bumi. Jika pun masih tinggal di Pekanbaru, rata-rata mereka sudah pindah ke kawasan real estate. Kawasan Pecinan saat malam hari biasa terasa sepi setelah jam perniagaan usai menjelang maghrib.
Namun, suasana berubah sore itu. Pekanbaru kembali bergema dengan semangat kebersamaan saat Pawai Waisak 2569 BE/2025 M berlangsung. Ribuan umat Buddha, bersama berbagai lapisan masyarakat, memenuhi jalan-jalan utama kota dengan wajah-wajah penuh damai.Â
Iring-iringan berjalan rapi, membawa pesan persaudaraan lintas agama dan budaya. Saya menyaksikan sendiri getaran kedamaian yang merasuk dalam hati siapa pun yang hadir, tanpa perlu banyak kata.
Meski pawai digelar pada 1 Mei, Hari Raya Waisak secara nasional baru jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025. Namun, pawai ini menjadi pembuka yang agung dari rangkaian perayaan Waisak di Indonesia. Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika, SIK, membuka acara mewakili Kapolda Riau, didampingi Walikota Pekanbaru, Bapak Agung Nugroho.
Ketua Panitia Waisak Bersama, Ket Tjing, menyebutkan bahwa tahun ini pawai diikuti lebih dari 3.000 peserta dari 48 lembaga dan organisasi, termasuk vihara, sekolah Buddhis, organisasi Tionghoa, komunitas pemuda dan mahasiswa. Enam mobil hias menambah semarak suasana, disusul atraksi barongsai yang memikat.
Di tengah barisan peserta dan iring-iringan mobil hias, tampil pula atraksi Tari Liong, tarian naga khas Tionghoa yang membentang panjang di jalan.Â