#POSTING
Posting istilah yang tidak asing lagi bagi kita dalam kehidupan di era milenial. Posting yang di era sebelum digitalisasi berkembang, banyak digunakan pada dunia akuntansi  dan yang berhubungan dengan jurnal dan pos. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, khususnya teknologi informasi. Istilah posting menjadi 'makanan' sehari-hari yang terkadang lebih dahulu disantap sebelum sarapan pagi.
Posting menjadi  personifikasi atau perwakilan manusia melalui ide pikiran serta curahan hati yang memiliki banyak wujud seperti komentar,gambar dan ikon. Medsos adalah ladang yang paling subur di penuhi oleh posting by posting. Corak posting begitu beragam hingga membentuk karakter tersendiri bagi mereka. Karakter manusia di dunia maya.
Dalam dunia posting memposting begitu sarat dengan perilaku yang begitu kompleks. Segala aspek kehidupan menjadi bahan bakunya. Politik, hiburan, gossip serta gaya hidup. Seperti laiknya manusia yang sedang saling bertutur kata secara langsung. Posting. Menjadi sesuatu yang menarik apabila diolah dengan sedemikian rupa dan menjelma menjadi ksah dalam berita. Pun posting bisa menjadi hambar bila tidak memberikan sesuatu yang berarti apalagi diambil dari kisah yang tidak memiliki sumber yang terpecaya. Akibatnya, perseteruan didunia nirkabel menjadi lebih dashyat dibanding kontak langsung person to person. Hmmm... keseruan, ketegangan yang bisa berujung pada kontak fisik dan bahkan pengadilan.
Pada sebuah medsos sering kita jumpai posting demi posting yang secara redaksional mengundang 'lawan' secara vulgar. Posting yang mengalir tentunya memiliki resiko dan kerumitan bentuk penyampainya. Hingga sebuah postingan yang cukup memberikan makna dalam bagi kita semua. Begini bunyi postingnya. " bila ingin memilih pasangan, perhatikan bagaimana ia memposting statusnya. ". Wow sampai seajuh itu dampak dari sebuah postingan.
Pesan ingin dititipkan dari tulisan mengenai posting. Silahkan memposting apa saja sesuai dengan ide,pikiran serta segenap isi hati kita tapi konsekuensinya ada pada kita sendiri yang sebagai personifikasi dari posting. Apalagi situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang dipenuhi hiruk pikuk masalah yang eksterim. Maka dari itu. Postinglah sesuatu yang sesuai dengan kadar kita dan mampu untuk dipertanggung jawabkan secara moril dan hukum. Bukan latah memposting sesuatu. Sebab posting yang ada sampaikan dilihat oleh ratusan,jutaan bahkan bisa milyaran manusia dibelaham bumi ini meski mereka tidak mengenal siapakah engkau.
M.Upa, Makassar
11: 27 PM 1/21/2020