Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kecelakaan yang Nyaris Tragis (Kisah Nyata)

29 Mei 2023   13:48 Diperbarui: 30 Mei 2023   09:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Tiba-tiba, berita tragis tentang meninggalnya seorang anggota keluarga di grup WhatsApp keluarga memenuhi hatiku dengan duka yang mendalam. Meskipun sedang dalam masa berduka karena ibu adik istri baru saja meninggal dunia, saya merasa terpanggil untuk pergi ke tempat keluarga yang berjarak sekitar 200 km dari tempatku.

Walaupun sebenarnya keluarga di Sintang menawarkanku naik mobil Innova bersama mereka, saya merasa perlu berangkat sendirian agar istri bisa merawat dua keponakan yang masih kecil dan ayahnya bisa mengurus surat-menyurat rumah mereka di BTN di Pontianak.

Jam satu siang, setelah melayani servis sepeda motor Honda Beat kesayanganku untuk memastikan perjalanan lancar, saya akhirnya memulai perjalananku. Saya mengenakan helm dan sepatu lengkap, dan meskipun perjalanan akan terasa lebih cepat dan nyaman dengan mobil, saya memutuskan untuk mengendarai sepeda motor dengan santai.

Namun, di antara Sintang dan Bukit Kelam, saya menemui kejadian yang tak terduga. Lima truk berjalan beriringan dengan kecepatan yang sangat lambat. Saya merasa perlu sedikit mempercepat agar tidak terlambat sampai di tempat tujuan, sementara rombongan truk itu tampak tidak berniat untuk mempercepat kecepatan mereka.

Ketika saya melihat jalan lurus dan kosong sejauh satu kilometer di depan, saya memutuskan untuk mendahului rombongan truk tersebut dengan meningkatkan kecepatan sepeda motorku.

Tiba-tiba, truk ketiga dalam rombongan itu keluar dari jalurnya dan tidak tahu kenapa dia hampir menyerempetku. Saya dengan refleks membanting setir ke arah kanan, namun akibatnya, saya terlempar ke semak-semak.

Seiring dengan putaran tubuhku, sepeda motorku menimpa badanku. Rasakan rasa sakit dan kebingungan menyelimuti pikiranku saat saya berusaha memahami apa yang baru saja terjadi. Aku memeriksa apakah tubuhku ada yang luka atau patah, ternyata tidak ada apa-apa.

Dalam keadaan terpental, saya duduk sebentar untuk memulihkan diri dan menghitung sampai angka sepuluh, mencoba mengumpulkan keberanian dan kekuatanku. Setelah memastikan bahwa saya tidak mengalami luka yang serius, saya dengan perlahan berdiri dan mendekati sepeda motorku yang telah rusak.

Sadel terbongkar, setang bengkok, dan kunci kontak juga mengalami kerusakan akibat kecelakaan tersebut. Meskipun tubuhku dipenuhi rasa sakit dan luka memar di beberapa bagian seperti tangan, kaki kiri, kaki kanan, lutut, badan, dan lengan, saya bersyukur bahwa kepalaku tidak terluka karena helm yang saya kenakan.

Itu semua memang pertolongan Tuhan, bayangkan di usiaku yang sudah enam puluh tahun, aku tidak apa-apa setelah terlempar dan jatuh terguling serta di taimpa motor. Hanya luka memar saja, tetapi masih sanggup melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor yang jaraknya masih ratusan kilometer dalam keadaan malam dan sepi.

Ketika saya sedang mencoba untuk mengatasi rasa sakitku dan memperbaiki motor yang rusak, beberapa orang yang menggunakan mobil dan sepeda motor berhenti untuk menolongku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun