Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Instalasi Bambu di Pusat Ibu Kota, Pantas?

18 Agustus 2018   02:03 Diperbarui: 18 Agustus 2018   02:18 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.beritaterheboh.com

Ayo ngomongin patung bambu di HI...

Gw baca dari beberapa status di FB ada juga yg komplen masalah harga karya seni bambu yg dinilai kemahalan, bahkan ada yg sampai bela-belain ngitung bahan baku plus ongkos kerja 10 hari yg kok bisa dinilai sampai sejumlah 550 juta...

Gw d isini mau coba kasih logika buat yg komplen soal harga..

Harus dipahami bahwa sebuah karya seni itu nilai seninya kalau di uangkan adalah sesuka si pencipta karya seni tersebut.. suka-suka, semaunya si pencipta..

Seorang pelukis ternama yg cuma mencoret satu kali pada selembar kanvas bisa saja memberi harga 1 milyar untuk lukisannya atau tepatnya coretannya itu dan laku pula.. itulah nilai dari sebuah karya seni, sulit untuk dicerna secara logis...

Bagus atau tidaknya sebuah karya adalah tergantung dari penikmat karya tersebut atau dengan kata lain si pembeli karya.. buat orang lain jelek, tapi bagi si pembeli karya bagus, ya berarti karya itu bagus bagi si pembeli.. buat si seniman sendiri ya karya itu bagus, bagus secara itu hasil olah rasanya dan bisa laku pula...

Sekarang mengenai instalasi bambu yg lagi ramai diomongin itu.. bagus atau jelek? nah, itu adalah selera masing2 orang, karena seperti yg selalu gw bilang rasa dari tiap orang berbeda.. TAPI.. buat gw instalasi bambu di HI itu jelek...

Buat gw, sebuah karya itu ada kepantasan dalam peletakannya.. contoh simple gw ambil dari karya foto, misalnya sebuah karya foto tentang e'ek, tentunya adalah sebuah karya seni yg unik, bisa jadi sangat bagus jika dilihat secara karya foto.. tapi apakah layak jika foto e'ek itu diletakkan di ruang makan, dimana orang yg makan harus terpaksa untuk melihat foto e'ek.. bayangkan betapa gak cocoknya... tapi kalau ada yg mau ya terserah saja, walau jujur gw akan bertanya tentang kewarasannya...

Demikian pula karya bambu di HI tersebut.. liat lingkungannya, mewah, kota besar, megah, modern.. dan di satu bagian yg menonjol terpasang sebuah benda yg sangat tidak cocok dengan kondisi lingkungannya... terlihat seperti sebuah rumah gedek atau rumah dari bilik bambu yg siap digusur di tengah megahnya perkotaan..

Satu sisi gw bersyukur instalasi seni ini diprediksi hanya akan bertahan paling lama 6 bulan sesuai prediksi penciptanya... semoga lebih cepat sih..

Nah, sekali lagi, gw tidak menyalahkan sang seniman, sekali lagi karya tersebut adalah hasil buah pikiran dan olah rasanya, sebatas itulah seleranya dalam berkarya.. soal hargapun selera dia yg menentukan harganya, diluar komisi dan hal lainnya yg tidak kita bahas disini.. intinya adalah harga sebuah karya seni adalah hak dari senimannya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun