Mohon tunggu...
mendyl
mendyl Mohon Tunggu... Jurnalis - pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Refleksi Kunjungan ke TPS, Pemilu 2019

17 April 2019   21:22 Diperbarui: 18 April 2019   08:33 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hari ini saya pergi ke TPS ( tempat pemungutan suara ) dan mengamati kegiatan disana. Saya bersama keluarga (orangtua dan kakak saya) pergi ke tempat pemungutan suara yang berada di Jakarta. 

Saya mengamati sekitar saya dan menyadari bahwa tempat pemungutan suara yang saya kunjungi terlihat ramai sekali. Menurut pendapat saya, mengikuti atau berpartisipasi dalam kegiatan pemungutan suara menurut saya merupakan salah satu bentuk budaya politik partisipan atau partisipatif. 

Hal ini karena budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa warga masyarakat diorientasikan untuk menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari keseluruhan sistem, struktur, administrasi dan proses politik-pemerintahan. 

Hal ini berarti kita sebagai warga masyarakat Indonesia menyadari bahwa suara rakyat itu penting dan berperan besar dalam pemilu. 

Dengan berpartisipasi dalam pemilu kita juga berperan dalam menjadikan Indonesia negara yang lebih maju, adil dan makmur dengan cara memilih pemimpin -- pemimpin partai, presiden dan wakil presiden sebagai wakil rakyat yang jujur , adil, dan bebas dari korupsi yang dapat memajukan Indonesia menjadi negara yang lebih baik dan berkembang lebih pesat lagi. Selain itu dengan melaksanakan kegiatan -- kegiatan dalam pemilu, kita juga ikut berperan dalam melestarikan budaya demokrasi. Budaya demokrasi terdiri dari dua kata, yaitu budaya dan demokrasi. 

Budaya merupakan hasil kemampuan akal manusia dalam lingkungan kehidupannya, sedangkan demokrasi merupakan keadaan negara dengan sistem pemerintahan berada di tangan rakyat dan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Sehingga Budaya Demokrasi merupakan pola pikir, dan sikap warga masyarakat beradsarkan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaran antar manusia dengan kerjasama, saling percaya, toleransi, dan kompromi. 

Dalam makna demokrasi, rakyat lah pemengang kekuasaan tertinggi , bahkan lebih tinggi dari pemerintah. Oleh karena itu rakyat harus menyadari bahwa berpartisipasi dalam pemilu itu merupakan hal yang penting karena 1 suara sangatlah berarti untuk memilih pemerintah yang tepat bagi negara Indonesia. 

Namun sayangnya, masih banyak warga negara atau masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya / hak pilihnya untuk memilih pemimpin -- pemimpin baru bagi negara Indonesia alias golput. menurut saya warga negara seharusnya tidak golput karena dapat memberi peluang bagi politisi busuk. 

Di luar sana ada politisi baik yang berjuang dengan cara sehat untuk mendapatkan suara. namun di sisi lain ada politisi busuk yang gunakan cara-cara jahat seperti money politics atau black campaign dengan menyebar hoax, fitnah, atau kabar burung. 

Peluang politisi jahat untuk memenangkan pertarungan menjadi lebih besar jika kita tidak menggunakan suara kita. Oleh karena itu kita harus memastikan suara kita diberikan kepada kandidat yang baik agar peluang mereka menang semakin besar. 

Kita juga harus memperhatikan mereka yang benar-benar bekerja untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan siapa yang hanya memanfaatkan jabatannya saja. jika mereka berkinerja baik, kita dapat memilih mereka lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun