Mohon tunggu...
Fiksiana

Decak Kagum Perjuangan Laskar "Guratan Indah Warna-Warni"

22 Februari 2018   18:27 Diperbarui: 23 Februari 2018   05:46 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pelangi atau guratan indah warna-warni adalah fenomena alam yang biasanya muncul saat hujan reda. Banyak insan yang menaruh hati atas keelokan yang digambarkan oleh kehadiran pelangi tersebut. Begitu pula dengan Novel Laskar Pelangi ini yang mengisahkan tentang kehidupan masa kecil penulis, perjuangan untuk menempuh pendidikan dan persahabatan sepuluh bocah Melayu Belitong yang gemar menikmati pelangi dan diberi nama Laskar Pelangi. Novel ini mendapatkan banyak apresiasi serta penghargaan dari khalayak umum. Novel Laskar Pelangi adalah salah satu seri novel karya Andrea Hirata yang diterbitkan pada tahun 2005 dan pernah difilmkan tahun 2008.

Andrea Hirata lahir pada tanggal 24 Oktober 1982 di Gantung, Belitung timur, Bangka Belitung dengan nama lahir Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Ia merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di desa yang terpencil dan terpelosok dengan keadaan ekonomi masyarakatnya yang termasuk miskin. Namun dengan segala keterbatasan inilah yang membangun jati diri serta mampu mempengaruhinya dan membuat Andrea Hirata semakin termotivasi dari keadaan sekelilingnya.

Sang novelis satu ini memang langka dan aneh. Di tengah-tengah sajian sastra bertema asmara, misteri atau fiksi, Andrea berani menciptakan novel yang sama sekali tak sejalan dengan trend pasar tersebut. Ia mampu mengobati dahaga para pecinta buku akan buku-buku Indonesia bermutu. Laskar Pelangi adalah novel pertama dari rangkaian empat karya tetralogi Laskar Pelangi. Novel keduanya adalah Sang Pemimpi, kemudian disusul novel berjudul Edensor yang mana keduanya, novel kedua dan ketiga, mampu mencapai best seller. Adapun novel terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi adalah Maryamah Karpov.

Cerita laskar pelangi ini berawal dari seorang anak bernama ikal bersama Sembilan bocah Melayu Belitong lainnya yang bersama sama memulai sekolahnya di SD Muhammadiyah. Andrea Hirata menggambarkan setiap tokohnya dengan detail dan bahasa yang mudah dimengerti. Ia juga selalu menyertakan majas untuk membangunkan imajinasi para pembaca. Kecuali tokoh utamanya, ikal. Andrea Hirata tak menggambarkannya dengan jelas. Namun diketahui bahwa ikal adalah anak pegawai PN Timah rendahan. 

Ikal adalah seorang siswa Muhamadiyah yang punya tekad yang kuat untuk meraih cita-cita agar tidak menjadi kuli panggul dan bisa merubah hidup keluarganya. Ikal adalah tokoh yang sangat setia kawan, ramah, sabar, dan juga cukup pintar, Ikal juga sangat berbakti kepada kedua orang tua dan sekolah. Ikal tidak pernah merasa putus asa dengan apa yang ia perjuangkan. Ikal yang paling tidak menginginkan menjadi tukang pos, namun setelah dewasa Ikal bekerja sebagai pegawai kantor pos, sebelum Ikal mendapatkan beasiswa. Ikal menyukai seorang anak perempuan bernama A Ling. Dia sering mengirimkan puisi kepada A Ling.

"Ya Allah, bukankah dulu pernah kuminta jika aku gagal menjadi penulis dan pemain bulu tangkis maka jadi-kan aku apa saja asal bukan pegawai pos! Dan jangan beri aku pekerjaan mulai subuh ...!!" (hal.323-324)

"Aku membaca puisimu, Bunga Krisan, di depan kelas!" katanya serius. "Puisi yang indah.." (hal.203)

Beruntungnya, ikal mempunyai orangtua terutama ayah yang sangat sayang kepadanya dan sadar akan betapa pentingnya pendidikan untuk anaknya. Hal itu ditunjukkan dalam beberapa cuplikan isi novel berikut ini.

Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengan kasarnya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yang cepat. Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itu bukan perkara gampang bagi keluarga kami. (hal.11)

Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. (hal.10)

Sewaktu tiba disekolah, Ikal sudah mengenal beberapa dari temannya. Diantaranya adalah Trapani, Kucai dan Syahdan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun