Mohon tunggu...
Melvin Firman
Melvin Firman Mohon Tunggu... wiraswasta -

" hanya orang biasa yang suka iseng nulis-nulis apa yang teringat, terlihat dan terasakan tanpa basa basi dan apa adanya."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prostitusi dan Solusi Alternatif

13 Mei 2015   10:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prositusi sedang menjadi berita hangat akhir-akhir ini, hamper di semua media memberitaknnya tanpa ada solusi yang jelas. Opini di bentuk kea rah yang menyesatkan, paradigma yang keliru di anggap privasi.

Dalam tulisan sampah ini, saya mencoba untuk mengungkap dan mencoba mencari solusi dari beberapa paradigma yang keliru di masyarakat.:

1.Melacur karena ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup).

Jika paradigma ini di anggap benar, maka yang memikirkan, mempercayai dan menerapkan paradigma ini adalah mereka-mereka yang otaknya tidak lebih baik bahkan lebih buruk dari binatang.

Kenapa demikian ?: binatang aja tidak pernah terpikir oleh mereka untuk menjajakan diri mereka hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Jadi jika ada manusia apalagi seorang pemimpin suatu negeri yang berpikir untuk melegalkan pelacuran di negeri itu semata adalah untuk menunjukkan kebodohan dan kedangkalan cara berpikirnya saja. Atau menunjukkan kepada warganya bahwa dia (pemimpin) tersebut telah gagal atau tidak mampu meningkatkan kesejahteraan warganya dengan cara-cara yang lebih manusiawi.

Ini bukan soal kemunafikan , tetapi soal hakekat sebagai makhluk Tuhan. Masa, manusia yang katanya makhluk paling mulia, bisa berpikir dan bertindak lebih rendah dari seekor binatang. Memang benar Sex juga merupakan kebutuhan tetapi sebagai manusia hendaknya cara pemenuhuan kebutuhan Sex itu di lakukan dengan cara manusia bukan cara Setan (karena binatang saja tidak melacur).

2.Melacur karena gaya hidup

Waduh ini lebih parah lagi, “Life style”. Seharusnya bukan prostitusi tetapi poligamilah yang harus di jadikan gaya hidup. (Eiit jangan sewot dulu wahai para wanita!!!)

Dari sisi laki-laki:

Kenapa saya katakana poligami lebih baik dari melacur, karena poligami adalah cara yang di perbolehkan oleh Tuhan untuk menyalurkan naluri binatang (nafsu Sex) dalam diri manusia secara baik dan benar. Dan naluri itu juga di ciptakan pada semua makhluk ciptaan Nya. alias sebuah Sunatullah.

Karena faktanya bahwa binatang saja lebih memilih poligami dari pada prostitusi. Walaupun pada dunia binatang proses dan pelaksanaan poligaminya tidak memiliki aturan-aturan yang jelas. Jadi sebagai manusia yang juga sama-sama makhluk ciptaan Nya, maka ber poligamilah menurut aturan manusiabukan aturan binatang apalagi aturan setan.

Sebaliknya lelaki yang membayar PSK adalah lelaki terbodoh dan paling pengecut sedunia.. Karena alangkah bodohnya dia yang mau membayar sejumlah rupiah untuk memuaskan seonggok daging yang tergantung dalam kolor untuk waktu yang singkat..(So..stupid !!!).

Selain itu ada yang lebih parah lagi, bayar PSK mahal, beli obat kuat yang juga mahal, sewa tempat yang juga mahal demi untuk memuaskan seoonggok daging..(hmmm..tolol sekali). Padahal sasaran tembaknya sama saja, bentuknya, rasanya sama saja. Mungkin yang membedakan hanya baunya saja ..(hihihihihi..)

Dari sisi wanita:

Mungkin banyak yang akan protes, tetapi ada beberapa hal yang layak untuk di pikirkan oleh para wanita.

Pertama, dalam berpoligami wanita itu akan terangkat derajatnya, karena dia memilki status yang jelas. Kebutuhan hidupnya pasti harus terpenuhi dengan baik, karena lelaki yang berpoligami haruslah lelaki yang mampu secara financial.

Jadi seorang wanita yang mau di poligami haruslah wanita yang tangguh dan cerdas dalam memilih pasangan poligami. Karena seekor betina saja bisa memilih pejantan yang mau mengawininya secara selektif.

Selain itu para wanita yang mau di poligami sangat di beri kebebasan dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya untuk focus bekerja meniti karir karena tidak semata menjadi ibu rumah tangga saja. Karena tugas tersebut sudah terbagi dengan istri-istri yang lain. Dan yang pasti wanita-wanita yang mau di poligami daripada melacur atau tidak menikah (lagi) adalah wanita-wanita yang cerdas, tangguh dan sholeha serta calon penghuni surga.

3.Dari pada melacur lebih baik kumpul kebo

(Ooops… gawat nich!!) Ini merupakan sebuah paradigm yang ada di masyarakat, bukan tidak ada. Lantas apa buktinya, liat saja di kos-kos mahasiswa, mereka lebih memilih hubungan simbiosis mutualisme tanpa status dan saling mencukupi kebutuhannya masing-masing dari pada berganti-ganti pasangan dalam waktu singkat alias "One stand night”.

Dan cara ini sudah sangat berkembang di belahan barat sana, karena mereka beranggapan bahwa menikah itu adalah bukan sebuah keniscayaan tetapi sebuah pilihan. Jadi mereka bisa saja berhubungan dulu beberapatahun kemudian baru meresmikannya lewat pernikahan resmi.

Jenis hubugan seperti ini sama persis dengan yang di lakukan dengan para binatang oleh sebab itu di kasih nama “Kumpul Kebo”, jadi sebaiknya cara seperti ini juga tidak dilakukan oleh manusia.

Solusi yang lebih baik dan sah juga halal adalah “Mut’ah”..(woow..wooow..mainan apa lagi nich !!! ).

Bicara Mut’ah, pasti orang akan teringat akan Puncak Bogor dengan kawin kontraknya, atau faham syi’ah. Tetapi di sini mari bicara Mut’ah secara benar bukan ala Puncak. Jangan sekali-kali berprasangka buruk bahwa pemuda-pemudi kita adalah bodoh, lalu kawin mut'ah hanya karena dipengaruhi oleh orang Syi'ah

Memang benar Mut’ah bisa di artikan dengan kawin berjangka alias kawin kontrak. Tetapi dalam prosesnya ada aturan-aturan ketat yang harus di penuhi.

Kawin mut'ah ada masa idahnya, dan suaminya dikenal dengan pasti, hingga sulit menyebarkan penyakit kelamin. Kalaupun ada, mudah dijajaki. Bukankah penyakit kelamin atau AIDS terjadi karena sering berganti-ganti pasangan?

Penjelasan lebih detilnya silahkan Tanya mbah google, karena saya tidak mau berpolemik tentang masalah ini bila nanti di kaitkan dengan faham tertentu.

Tapi mungkin solusi yang satuini bisa di telaah lebih lanjut dan di pertimbangkan dari pada sibuk menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk merazia dan memberantas prostitusi yang kenyataannya tidak akan pernah bisa di berantas.

Tidak juga melegalkan prostitusi namun di lakukan dengan jalan yang melanggar ajaran suatu agama tertentu. Karena sepengetahuan saya halalnya suatu transaksi antar 2 manusia atau lebih adalah bergantung kepada niat dan akadnya…(mohon di koreksi jika salah !!! ). Tetapi tentunya solusi idealnya adalah terbentuk masyarakat yang baik akhlaknya dan taat ibadahnya. Pertanyaannya : Apa mungkin ? Sementara pada semua kitab suci mengatakan bahwa makin hari bumi dan penghuninya akan mengalami kemerosotan di sana sini…(So..?)

Sebagai penutup saya mengutip perkatan Sayyidina Ali yang tertulis di dalam buku Nahjul Balaghah :


Amirul Mukminin as berkata: Nilai seorang lelaki sesuai dengan keberaniannya; kejujurannya sesuai dengan keseimbangan perangainya; keperkasaannya sesuai dengan respek dirinya; dan kesuciannya sesuai dengan rasa malunya.

Amirul Mukminin as juga berkata: Perempuan adalah ibarat kalajengking yang sengatannya manis.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun