Mohon tunggu...
Mellisa Sevira
Mellisa Sevira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pemimpin sebagai Pendengar yang Efektif

23 Juli 2018   20:56 Diperbarui: 24 Juli 2018   06:17 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hcldr.wordpress.com

Ketika seseorang berkomunikasi, keterampilan mendengar merupakan salah satu keterampilan yang sangat diperlukan selain keterampilan berbicara. Akan tetapi, tidak semua individu memiliki keterampilan mendengar yang efektif. Nyatanya, kurangnya proses mendengarkan dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti komunikasi yang tidak lancar, salah paham, bahkan dapat berakhir dengan ketidakpuasan pihak lain yang berujung pada munculnya konflik diantara pihak-pihak tersebut.

Pemimpin yang bersedia untuk selalu mendengarkan orang lain saat melaksanakan tugasnya dapat dianggap sebagai pemimpin yang siap untuk menciptakan perubahan. Dengan mendengarkan, pemimpin dapat membangun hubungan yang positif dengan para pengikutnya. Selain itu, dengan mendengarkan lebih banyak masalah, peluang, serta potensi yang dimiliki orang lain dapat meminimalisir terjadinya perubahan yang tidak sesuai dengan tujuan bersama.

Lalu, bagaimana caranya agar para pemimpin mampu mendengarkan dengan efektif? Menurut Nggili (2014), mendengarkan dengan efektif terdiri dari mendengarkan dengan aktif dan empati.

Mendengarkan dengan Aktif

Merupakan kegiatan mendengarkan dimana waktu dan aktivitas dikorbankan seluruhnya untuk mendengarkan serta memaksimalkan potensi fisik untuk memberi dan menerima respon. 

Seorang pemimpin dikatakan aktif menyerahkan dirinya untuk mendengarkan ketika ia mampu memprioritaskan waktu dan aktivitasnya untuk mendengarkan orang lain. Pemimpin juga menggunakan seluruh panca indera dan bagian-bagian tubuh lainnya agar mampu berkomunikasi dengan baik sehingga pesan yang disampaikan menjadi bermakna.

Mendengarkan dengan Empati

Merupakan kegiatan mendengarkan dimana menghadirkan ketulusan untuk mendengarkan serta ikut memahami perasaan yang dialami oleh orang lain. Di sisi lain, pemimpin juga harus mampu merespon komunikasi yang berlangsung dengan tepat serta menyimpulkan perkataan yang diucapkan oleh lawan bicaranya. 

Agar pemimpin dapat mengerti perasaan orang lain maka ia harus mendengar dengan penuh kesabaran dan tidak memotong saat orang lain berbicara sehingga ia memahami makna dibalik perkataan yang diucapkan.

Jika pemimpin terlalu berempati dalam mendengarkan maka ia akan menerima begitu saja serta selalu berusaha menyenangkan orang lain. Sebaliknya, jika terlalu aktif dalam mendengarkan maka pikiran pemimpin tidak akan berhenti bekerja saat mendengarkan sehingga akan mengaburkan apa yang ia dengar. Oleh sebab itu, pemimpin perlu menyeimbangkan antara mendengarkan secara aktif dan empati karena jika tidak seimbang maka kegiatan mendengarkan akan menjadi kurang efektif.

Mendengarkan dengan aktif dan empati dapat membangun komunikasi yang berujung pada terwujudnya sebuah perubahan. Efektif yang dimaksud bukan berarti mempersingkat atau memperpanjang waktu untuk mendengarkan, akan tetapi melibatkan diri untuk mencapai tujuan dari proses mendengarkan. Jadi, tidak hanya pemimpin saja yang wajib memiliki keterampilan mendengar, namun berlaku untuk semua orang karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi pendengar yang efektif.

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun