Polusi udara bukan hanya berdampak pada paru-paru dan jantung, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan otak. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka pendek maupun jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan penyakit neurodegeneratif.Â
Menurut sebuah artikel di The Lancet Healthy Longevity, temuan baru dari penelitian Thomas Canning dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa paparan polusi udara selama masa hidup, khususnya antara usia 45 dan 69 tahun, memiliki hubungan signifikan dengan hasil kognitif dan struktural otak yang buruk di kemudian hari. Berikut adalah poin-poin utama dari penelitian tersebut:
Dampak pada kinerja kognitif:Â Paparan polusi udara yang lebih tinggi antara usia 45 dan 69 tahun secara signifikan terkait dengan hasil kognitif yang merugikan. Peningkatan paparan nitrogen dioksida (NO2) sebesar satu rentang interkuartil dikaitkan dengan penurunan kecepatan pemrosesan sebesar 8--12 poin dalam tugas mengingat 15 item. Pada usia 69 tahun, paparan terhadap semua polutan dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih buruk, yang ditunjukkan dengan skor yang lebih rendah pada tes standar Addenbrooke's Cognitive Examination III (ACE-III). Misalnya, paparan NO2 yang lebih tinggi dikaitkan dengan skor ACE-III yang 0,59 poin lebih rendah pada usia tersebut.
Dampak pada struktur otak:Â Pada usia 69--71 tahun, paparan nitrogen oksida (NOx) yang lebih tinggi dikaitkan dengan volume hippocampus yang lebih kecil. Paparan NO2 dan materi partikulat dengan diameter kurang dari 10 m (PM10) yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan volume ventrikel yang lebih besar.
Penelitian ini dinilai penting karena berfokus pada paparan seumur hidup dan bukan hanya paparan di usia paruh baya, memberikan perspektif jangka panjang tentang efek polusi terhadap kognisi dan struktur otak. Temuan ini juga memperkuat bukti yang ada bahwa polusi udara terkait dengan kesehatan otak yang lebih buruk. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa polusi udara bisa menjadi faktor risiko demensia di usia yang lebih dini, bukan hanya di usia lanjut.
Upaya perlindungan yang dapat dilakukan adalah : Mengurangi aktivitas luar ruangan saat polusi tinggi. Menggunakan masker N95 saat kualitas udara buruk. Menggunakan pembersih udara (air purifier) di dalam rumah. Mendorong kebijakan publik untuk mengurangi emisi kendaraan dan industri.
Referensi :
Department of Mental Health of Older People, Division of Psychiatry, University
College London, London W1T 7NF, UK (EKH, AS, HN); North London NHS
Foundation Trust, London, UK (AS); West London NHS Trust, London, UK (HN)
1.GBD 2019 Dementia Forecasting Collaborators. Estimation of the global
prevalence of dementia in 2019 and forecasted prevalence in 2050: an
analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. Lancet Public Health
2022; 7: e105--25.
2.Livingston G, Huntley J, Liu KY, et al. Dementia prevention, intervention,
and care: 2024 report of the Lancet standing Commission. Lancet 2024;
404: 572--628.