[caption id="attachment_119471" align="aligncenter" width="600" caption="Banyak nilai-nilai kemanusiaan dalam drama ini (Google)"][/caption] Bagi penggemar serial drama Korea pasti sudah mengenal judul ini, yang rilis pada tahun lalu. Namun, saya baru sempat menontonnya belum lama ini... Telat banget deh! Bahkan dramanya sendiri sudah pernah tayang di salah satu stasiun TV di sini. Drama ini memiliki episode yang lumayan panjang, yakni 30 episode. Namun, saya tak pernah merasa jemu menonton setiap epidosenya, malah semakin penasaran. Drama ini juga cukup membekas karena banyak hal yang dipelajari dari kehidupan seorang anak hasil hubungan luar nikah, yang ayahnya adalah juragan roti kaya raya. Selain itu, saya menemukan beberapa adegan yang memiliki nilai-nilai menarik. Saya akan mencoba menguraikannya di sini: 1. Kesetiaan  Guru dan Murid Pada bagian ini, dikisahkan Tak Gu yang sedang mencari penculik ibunya, akhirnya terdampar di depan toko roti milik Master Pal Bong. Ya memang, orang yang dulu diutus untuk mengamankan ibunya tapi gagal 12 tahun yang lalu, sekarang sudah bekerja menjadi baker. Di tempat ini, hidup Tak Gu yang selama 12 tahun ugal-ugalan setelah kabur dari rumah ayahnya, pelan-pelan berubah menjadi baik. Awal kemunculannya, tidak disukai para pekerja toko, karena emosional, urakan, dan sering main pukul. Tapi, Master Pal Bong pelan-pelan menuntunnya, akhirnya semua orang di sana mau menerima kehadirannya. Tak Gu memiliki suatu keistimewaan, indra penciumannya sangat kuat. Ia bisa mengenali sesuatu hanya dari mencium baunya. Tak jarang dari jarak jauh. Saat masih kecil dan sempat tinggal dengan ayahnya, Tak Gu sangat tertarik dengan roti. Namun, karena suatu insiden yang membuat dia melarikan diri dari rumah, membuatnya benci dengan roti. Hingga suatu hari ia kembali mencintai roti dan ingin sungguh-sungguh belajar hingga menjadi Raja Roti. Ketulusan hati plus bakat alamiahnya membuatnya cepat belajar dan lebih unggul dari pesaingnya di dalam toko roti itu, Seo Tae Jo (Gu Ma Jun yang menyamar karena tidak ingin identitasnya sebagai anak pengusaha roti terkenal diketahui). Gu Ma Jun selalu memandang Tak Gu sebagai saingan yang harus dikalahkan, sementara Tak Gu selalu memandangnya sebagai rekan. Kesetiaan Tak Gu pada gurunya terbukti saat jurnal resep rahasia roti Bong, milik Master Pal Bong, hilang dicuri Ma Jun, yang murka karena dirinya gagal kompetisi pengakuan. Resep itu ia berikan pada mantan sahabat Pal Bong, yang kemudian dijadikan alat untuk menggugat Pal Bong. Isu ini membuat toko roti mereka dilarang beroperasi. Master Pal Bong terpukul dan jatuh sakit. Tak Gu yang tak rela gurunya diperlakukan tidak adil, belajar mati-matian agar dapat  menemukan kembali resep yang hilang tersebut. Tak Gu jugalah yang mengajukan banding ke pengadilan agar dapat membuktikan bahwa gurunya tidak mencuri resep orang lain. Dengan bantuan rekan-rekannya, Tak Gu terus mencari bahan yang menjadi rahasia roti bong. Di sisi lain Ma Jun juga akan maju di pengadilan mewakili musuh Pal Bong. Sebelum acara pembuktian dimulai, rupanya Ma Jun menyuap juri-juri agar berpihak padanya. Namun sayang, ada satu juri yang masih memiliki hati nurani sehingga dengan jujur bahwa roti milik Tak Gu-lah yang asli. Selesai acara, juri tersebut mengembalikan uang yang sempat diterimanya pada Ma Jun. Tindakan Tak Gu adalah sebuah wujud hati seorang murid yang sangat mengerti kesusahan hati gurunya, hingga dengan sukarela maju ke garis depan untuk membela guru yang tidak bersalah. 2. Hukum Tarik Menarik Bukan seperti magnet yang akan saling bertolak jika dihadapkan padan kutub yang sama. Dalam kehidupan, magnet yang berlaku adalah magnet yang memiliki kutub yang sama. Kita seperti apa akan menarik lingkungan yang seperti apa. Jik kita orang yang positif pastinya akan menarik orang-orang yang positif juga di sekitar kita, begitu pula sebaliknya. Fakta ini tergambar jelas pada sosok Shin Yoo Kyung dan Gu Ma Jun. Sejak kecil mereka tidak mendapat perhatian yang layak dari kedua ayah mereka. Yoo Kyung, memiliki ibu pemabuk dan sering main dengan laki-laki. Ayahnya juga pemabuk, malah sering memukul Yoo Kyung gila-gilaan hingga Yoo Kyung merasa rendah diri, tak berani memiliki teman, dan selalu ketakutan jika bertemu ayahnya. Tak Gu adalah teman sekaligus cinta pertamanya yang bisa membuatnya tertawa untuk pertama kalinya. Mereka berpisah ketika Yoo Kyung harus dibawa ke panti asuhan karena ayahnya sudah mematahkan tangannya dan ia harus bertanggungjawab akibat perbuatan biadabnya. Gu Ma Jun selalu berusaha mendapatkan pengakuan dari ayahnya, tapi kenyataan selalu berkata sebaliknya. Apapun yang ia lakukan tak pernah berhasil membuat ayahnya berpaling padanya. Hal itu membuatnya kesal. Kedekatannya dengan Yoo Kyung membuat ibunya nekat ingin menikahkan Ma Jun dengan gadis pilihannya, yang disambut tindakan nekat juga oleh Ma Jun, yang langsung mengutarakan niatnya untuk menikahi Yoo Kyung apapun yang terjadi. Hati Yoo Kyung sebenarnya hanya untuk Tak Gu dan Ma Jun tahu sekali akan hal itu. Ketika Yoo Kyung terpaksa menginap di penjara karena aksi protes mahasiswanya yang keterlaluan, Ma Jun memanfaatkan hal ini untuk memisahkan Tak Gu dan Yoo Kyung. Ditambah pula, rasa dendam di hati Yoo Kyung terhadap ibu Ma Jun yang selalu menginjak-injak harga dirinya, membuat Yoo Kyung menerima lamaran Ma Jun, hanya untuk membalas dendam semata. Yoo Kyung rela mengubur dalam-dalam perasaannya terhadap Tak Gu. Rasa dendam, amarah, dan kebencianlah yang membuat mereka bersatu. Inilah yang dinamakan hukum tarik menarik. Persamaan yang membara di hati mereka, malah membuat hidup mereka semakin sulit. Meski akhirnya Ma Jun sadar dan ingin menghentikan semuanya. Dalam kehidupan nyata jika orang seperti Yoo Kyung mau menekan rasa dendamnya tak ambil pusing, dan memilih jalan hidupnya sendiri daripada memikirkan dendam, mungkin hasilnya akan jauh berbeda. Sayangnya, penulis naskah drama tersebut menginginkan hal lain. Sepertinya penulis naskah tersebut ingin melukiskan ketika kutub negatif bertemu dengan kutub negatif akan menghasilkan apa. Berbanding terbalik dengan Tak Gu yang mau berubah dan menjalani hidup secara positif, pada akhirnya ia justru bertemu dengan gadis baik yang sangat mencintainya, yakni Yang Mi Sun, cucu master Pal Bong. Pada akhirnya ia hidup bahagia. Apa saja sisi positif dari Tak Gu akan saya jelaskan di bawah ini. 3. Kekuatan Memaafkan Salah satu sifat yang dimilik Tak Gu adalah ia mampu memaafkan orang-orang yang sudah begitu menyakitinya dan masih mempedulikan kebahagiaan. Sikap seperti ini adalah sikap yang sulit ditemukan ataupun dipraktekkan dalam kehidupan nyata (bukan berarti tidak mungkin yah). Ia mampu memaafkan orang yang (diduga) telah mencelakakan ibunya. Ia mampu memaafkan setiap perbuatan Gu Ma Jun yang sering merendahkan dan menjahatinya. Ia mampu memaafkan Han Seung Jae yang berniat jahat padanya. Ia mampu memaafkan Seo In Sook yang selalu memandang rendah dirinya. Ia mampu memaafkan dan merelakan Yoo Kyung yang lebih memilih bersama Ma Jun dan mendoakan kebahagiaan mereka. Dalam dunia nyata, orang seperti ini termasuk manusia langka sepertinya :D 4. Ketulusan Hati Sifat istimewa lain dari sosok Kim Tak Gu adalah ketulusan hatinya dalam melakukan sesuatu. Di zaman sekarang, ketulusan adalah sesuatu yang mahal harganya. Ia tulus menyayangi keluarga ibu tirinya, tulus mencintai Yoo Kyung dan juga Mi Sun pada akhirnya, tulus (dan cenderung polos) pada bawahannya saat ia dilimpahi tugas menjadi presiden sementara di perusahaan ayahnya, saat ayahnya tengah jatuh sakit. Ia juga tulus menyayangi keluarga gurunya dan siap melindungi mereka. Dan terutama, ia belajar roti dengan penuh ketulusan sehingga ia selalu berhasil lolos pada saat uji pengakuan sebagai baker profesional. Walau awalnya tidak begitu mengerti ujian yang diberikan gurunya, tanpa disadari ketulusan hati telah menuntunnya untuk membuat roti yang sesuai dengan jawaban ujian dari gurunya tersebut. Ketulusan inilah yang memnedakan keberhasilannya dengan keberhasilan Gu Ma Jun. Tak Gu belajar dengan sepenuh hati, sedangkan Ma Jun belajar hanya untuk mengalahkan dan pengakuan semata. Ia tidak belajar membuat roti dari keinginan hatinya untuk berkontribusi pada masyarakat yang kelak akan memakan roti buatannya. 5. Kekuatan Harapan Salah satu soundtrack lagu ini ada yang berjudul "Hope is a dream that doesn't sleep". Lirik lagu ini mengisahkan inpian seorang pria agar dapat bertemu kembali dengan cintanya. Impian inilah yang membuatnya tetap semangat dalam menjalani hidupnya. Setiap kali ia merasa down, ia mengingat setiap kenangan yang ia lalui dengan wanita itu. Yah, pokoknya lagu ini kurang lebih menggambarkan apa yang dirasakan Tak Gu terhadap Yoo Kyung. Namun, bagi saya, lagu ini memiliki makna lainnya. Saya menyadari bahwa mimpi dan harapan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Selama harapan tidak pernah hilang, di sanalah mimpi itu akan terus berada. Harapan adalah mimpi yang tidak akan tidur. Mimpi akan terwujud selama harapan selalu dipupuk. Karena adanya harapan, mimpi Tak Gu untuk menjadi Raja Roti terwujud. Jika harapan terhadap mimpi padam, maka mimpi itu pun akan buyar dari benak kita. Di dalam harapan ada mimpi. Kiranya, sekian dulu apa yang hendak saya sharing hari ini. Mungkin teman-teman yang menonton akan berpikir, dari awalnya saja sudah salah, kenapa melakukan hubungan terlarang. Tapi, yah, namanya juga film, takkan sedap tanpa adanya konflik. Itu hanyalah cerita. Mari kita belajar nilai-nilai positif yang terkandung dari film ini, agar kita menjadi orang yang semakin dan semakin baik. Jika teman-teman kompasianer ada yang sudah menonton dan mau menambahkan, feel free to write down it in comment area :) Apapun keadaan kita saat dilahirkan adalah takdir, tapi bagaimana keadaan kita saat meninggalkan dunia adalah pilihan. Salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI