Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah, dimana mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar
AKM sebagai bagian dari asesmen nasional merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi.
Di dalam AKM disajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh siswa menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi siswa. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran.
Rencananya AKM ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober yang nantinya hasil dari AKM ini akan dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi dari yang paling kurang adalah: 1) Perlu Intervensi Khusus, 2) Dasar, 3) Cakap, 4) Mahir.
Salah satu sekolah dasar yang dijadikan sebagai tempat KKN Tematik UPI yakni SDN 2 Dawagung yang berlokasi di Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya juga tengah melakukan persiapan dalam menghadapi AKM, oleh karena itu mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN Tematik UPI dengan tema Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Mengajar tergerak untuk turut ikut serta dalam membantu persiapan siswa kelas 5 SDN 2 Dawagung dalam menghadapi AKM ini.
Berdasarakan informasi dari Guru Kelas 5, siswa kelas 5 SDN 2 Dawagung masih banyak yang salah dalam menjawab soal, baik itu soal literasi membaca maupun matematika padahal pelaksanaan AKM kurang lebih hanya tinggal satu bulan lagi. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa menggunakan perangkat komputer karena AKM ini dilaksanakan secara online/daring. Oleh karenanya, perlu adanya upaya yang dilakukan agar kemampuan siswa dapat meningkat.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam membantu siswa untuk menghadapi AKM ini salah satunya adalah dengan memberikan latihan soal dan pembahasannya, untungnya sekolah memberikan pinjaman buku latihan soal AKM kepada siswa yang bisa dibawa pulang ke rumah. Setiap hari siswa, guru dan mahasiswa KKN UPI menyisihkan waktu 30 - 60 menit diakhir waktu sekolah untuk melakukan latihan soal ini.
Selain itu, waktu yang disisihkan juga digunakan untuk pembiasaan menggunakan perangkat komputer. Pembiasaan menggunakan perangkat komputer diantaranya adalah mengenalkan cara menggunakan mouse, cara membuka google chrome, cara mengetik dan membuat huruf besar/kecil, cara mengisi token serta cara mengisi identitas diri yang kemudian pada akhirnya siswa diminta untuk melakukan simulasi AKM dengan mengakses website pusmenjar ayo coba akm di www.pusmenjar.kemendikbud.go.id.
Karena tatap muka terbatas masih diberlakukan, siswa yang datang ke sekolah hanya 50% dari kapasitas kelas dan datang secara bergantian maka dalam membantu siswa berlatih AKM tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah. Setiap hari Senin, siswa diminta mengerjakan soal AKM yang ada di buku kemudian jawabannya akan dikumpulkan setiap hari jumat via Google Form, kemudian pada hari Sabtu diberikan video pembahasan sesuai soal yang ditugaskan. Cara ini dilakukan agar siswa tidak hanya mengandalkan belajar AKM di sekolah saja, selain itu siswa secara tidak langsung diajarkan untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta pada akhirnya mereka diharapkan menjadi terbiasa untuk melakukan latihan soal tanpa diminta.