Mohon tunggu...
Melani Mutiara Amanda
Melani Mutiara Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Belajar menjadi pribadi yang selalu menyebarkan semangat belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlunya Kolaborasi Peranan Guru dan Peranan Orangtua pada Pembelajaran Daring dalam Masa Pandemi Covid-19

25 Juli 2021   19:30 Diperbarui: 25 Juli 2021   19:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ditulis oleh Melani Mutiara Amanda (Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Angkatan 2018)

Mahasiswa tidak hanya dituntut aktivitasnya dalam pengajaran ataupun penelitian, untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara pasti juga melibatkan peran pengabdian pada masyarakat merupakan satu kewajiban yang tidak dapat dipisahkan. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membuka kesempatan pengabdian tersebut bagi setiap mahasiswanya dengan adanya pelaksanaan KKN Tematik MBDPE-MBKM UPI Semester Genap 2021. 

Penulis yang juga merupakan mahasiswa UPI dari Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) di Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah, tengah melaksanakan kegiatan KKN ini di dua lembaga pendidikan, yakni UPTD SDN 2 Nagri Kidul dan Pengajian Nurul Jannah. Kegiatan KKN yang dipilih oleh penulis adalah kegiatan KKN yang berjenis MDBP (Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan).

Kegiatan yang dilakukan di UPTD SDN 2 Nagri Kidul dapat disimpulkan menjadi lima jenis fokus kegiatan, dimulai dari penguatan pembelajaran daring yang dilakukan oleh peserta didik, pendampingan peserta didik pada saat pembelajaran daring berlangsung, pendampingan orang tua peserta didik ketika mendampingi putra/putrinya sedang belajar daring, membantu administrasi guru, serta membantu penyusunan media pembelajaran. 

Hal yang cukup sama juga dilakukan di pengajian Nurul Jannah, yang didominasi oleh peserta didik yang berkisar di umur 6 tahun hingga 12 tahun. Akan tetapi, penekanan yang diberikan tentu berbeda antara lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan lingkungan pengajian. Selain dari materi dan pelajarannya yang berbeda, perbedaan lainnya juga terletak pada kegiatan yang dilakukan di dalamnya.

Pembelajaran yang dilakukan di UPTD SDN 2 Nagri Kidul termasuk dalam kategori pembelajaran daring, sebagai suatu bagian dari institusi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, kebijakan pembelajaran daring sudah barang tentu untuk diterapkan. Dasar dari munculnya pembelajaran daring adalah menjaga keselamatan guru, tenaga kependidikan, serta peserta didik dari penyebaran COVID-19 yang masih tersebar secara masif dan membahayakan. 

Meskipun begitu, bukan berarti pelaksanaan pembelajaran daring memiliki kelancaran proses yang serupa dengan pembelajaran tatap muka. Perubahan paradigma pun terjadi sepanjang pembelajaran daring dilakukan. Seiring dengan berjalannya proses pembelajaran selama pandemi, pihak guru tidak sendirian dalam menindaklanjuti pembelajaran dengan penguatan yang baru, yakni penguatan secara penuh pada aspek teknologi informasi dan komunikasi, karena hal ini juga tentu dialami oleh peserta didik bahkan dirasakan oleh pihak orang tua peserta didik di rumahnya.

Di tengah-tengah situasi seperti itu, guru tentu tidak bisa menjadi pihak yang diprotes atas sulitnya mengoperasikan pembelajaran daring yang begitu sering dialami orang tua. Sementara itu, dalam sisi yang lain, orang tua tidak bisa secara penuh dijadikan andalan oleh guru dan institusi sekolah untuk tetap memastikan putra/putrinya turut serta dalam program pembelajaran yang telah disediakan. 

Pembentukan hasil belajar yang akan didapatkan oleh peserta didik justru perlu menjadi perhatian dan diupayakan dengan baik melalui kolaborasi antara pihak sekolah, dalam hal ini adalah guu, dengan pihak orang tua peserta didik. 

Kurangnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua menjadi dampak umum yang dirasakan selama pembelajaran daring, tidak terkecuali di UPTD SDN 2 Nagri Kidul. Kolaborasi di lingkungan sekolah dengan orang tua peserta didik hanya sebatas pada pemberian materi dan pengumpulan tugas saja. Tetapi akan sangat dibutuhkan suatu interaksi dan pendamping berlanjut untuk memastikan performa peserta didik dan untuk mengatasi permasalahan yang dialami peserta didik ketika belajar.

Melibatkan orang tua untuk secara penuh mendampingi pembelajaran anak yang berusia Sekolah Dasar sebetulnya berada di antara dua kemungkinan kendala, yakni orang tua yang terkendala karena keterbatasan pada fasilitas penunjangnya dan orang tua yang justru terkendala karena keterbatasan waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun