Mohon tunggu...
Meiwindriya MutyaGading
Meiwindriya MutyaGading Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA FEB UPN VETERAN JAKARTA

Saya adalah mahasiswa jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Saya memiliki hobi membaca, membuat video, mengedit foto dan video, serta menulis tulisan fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Investasi di Masa Pandemi dengan Reksa Dana Campuran (RDC)

27 September 2021   14:24 Diperbarui: 27 September 2021   14:47 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi yang tak kunjung usai menjadi kekhawatiran bagi banyak orang karena pandemi ini ikut melemahkan sendi-sendi perekonomian. Nilai IHSG yang cenderung fluktuatif kerap membuat khawatir untuk kita melakukan investasi. Terlebih bagi para pemula yang baru terjun ke dunia investasi. Di masa pandemi seperti ini, dibutuhkan sebuah investasi yang minim risiko namun memiliki tingkat return yang tinggi demi terjaganya arus kas keungan pribadi. Reksa Dana Campuran mulai dilirik banyak orang karena dinilai memiliki fleksibiltas dan sangat cocok untuk dilakukan pada kondisi pandemi saat ini. Lantas, apa itu Reksa Dana Campuran?

Reksa Dana Campuran

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Produk Reksa Dana sendiri memiliki empat jenis berdasarkan jenis investasinya yakni Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund/MMF), Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund/FIF), Reksa Dana Saham (Equity Fund/EF), dan Reksa Dana Campuran (Balance Fund/BF). 

Dibanding jenis Reksa Dana lainnya, produk Reksa Dana Campuran memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dibanding produk Reksa Dana lainnya. Jika Reksa Dana Saham mewajibkan minimal 80% dananya diinvestasikan di pasar saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap mewajibkan minimal 80% dana diinvestasikan di obligasi, maka Reksa Dana Campuran tidak memiliki minimal dana yang harus diinvestasikan di salah satu efek. 

Secara harfiah, Reksa Dana Campuran adalah Reksa Dana yang dananya diinvestasikan dalam sebuah kombinasi antara efek ekuitas (saham) dan efek utang (obligasi) dengan masing-masing persentase 1-79% pada setiap efeknya. Reksa Dana Campuran mensyarakatkan 1-79% pada masing-masing efek karena jika persentase investasi sebesar 80 persen atau lebih pada salah satu efek, maka Reksa Dana tersebut bukan lagi menjadi Reksa Dana Campuran.

Dengan fleksibilitas yang tinggi pada Reksa Dana Campuran, memberikan keuntungan bagi para calon investor terutama bagi investor moderat karena memudahkan mereka yang tidak ingin mengambil risiko yang tinggi. Risiko yang rendah namun memiliki return yang  tinggi menjadi salah satu keunggulan dari Reksa Cana Campuran. Terlebih di masa pandemi seperti ini, dimana kondisi IHSG yang cenderung stagnan dan bisa saja merosot sewaktu-waktu, memberikan peluang kepada investor untuk mengalokasikan investasinya ke efek yang lain guna menyelamatkan dana investasi agar tetap profit.

Namun, di balik segala keunggulan yang ditawarkan oleh Reksa Dana Campuran, tentunya terdapat kelemahan yang dimiliki oleh Reksa Dana Campuran ini. Reksa Dana Campuran merupakan investasi yang bersifat active investing yakni investasi yang bergantung pada Manajer Investasi. 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Manajer Investasi adalah orang yang kegiatannya melakukan dan mengelola Portofolio Efek milik para nasabah atau mengatur portofolio investasi kolektif untuk sebuah kelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan kegiatan usahanya sendiri dengan dasar ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Karena sangat bergantung kepada Manajer Investasi, maka pemilihan Manajer Investasi harus benar-benar cermat agar tidak salah dalam mempercayakan pengelolaan dana investasi. Karena menurut penelitian Ramayanti, T. P. & Purnamasari, K. (2018) menunjukkan bahwa Manajer Investasi masih belum bisa memilih komposisi saham apa saja yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang maksimal dan belum mempunyai kemampuan dalam mendapatkan aset yang bernilai undervalued.

Tips Investasi di Reksa Dana Campuran

Adapun hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya jangan dijadikan sebagai kekhawatiran yang berarti dan mengurungkan niat anda untuk berinvestasi di Reksa Dana Campuran. Adapun penulis memberikan beberapa tips untuk memulai berinvestasi di Reksa Dana Campuran di antaranya; pilih Manajer Investasi berdasarkan pada top 20 di Assets Under Management (AUM), lihat dari cara pengelolaan dananya sekaligus melihat dari return jangka pendek dan jangka panjangnya, kemudian yang terakhir pilih Management fee yang rendah supaya biaya tidak terlalu banyak dialokasikan untuk biaya jasa Manajer Investasi. Terakhir, hal paling penting dalam berinvestasi adalah kesabaran dan harus penuh ketekunan supaya dana yang kita alokasikan untuk berinvestasi memberikan imbal balik yang menguntungkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun