Mohon tunggu...
Sosbud

Ibuku Menghadiahkan Aku Banyak Perbedaan yang Membuatku Menjadi Hebat

3 Januari 2018   22:11 Diperbarui: 3 Januari 2018   22:20 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah itulah kami, saking bedanya, aku berfikir kalau tuhan tidak menakdirkan kami sebagai anak dan ibu, mungkin kami adalah musuh bebuyutan. Yah tepat sekali tuhan menakdirkan kami seperti ini, Allah tahu kalau aku memang membutuhkan ibu seperti mamahku.

We are different like a pieces of puzzle, but we are complete each other. Itu adalah kalimat yang tepat banget untuk menggambarkan aku dan mamah ku. Semakin hari semakin banyak perbedaan di antara kami, dari selera, kecenderungan, pola pikir, kebiasaan, sifat, pendapat dan lain-lain. Tapi tenang aja, nggak cuma perbedaan aja kok yang kita punya, tapi pasti ada persamaannya juga. Bagaimana pun buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya kan ? Perbedaan di antara kami sungguh membentukku menjadi pribadi yang kuat, seandainya kami tidak berbeda belum tentu aku menjadi diriku yang sekarang.

Sepanjang usiaku ini, pertentangan antara kami selalu menghiasi hidupku, terutama perbedaan pendapat akan beberapa keputusanku. Contohnya ketika aku memilih melanjutkan kuliah Diplomaku ke sarjana dengan jurusan Pendidikan guru, ketika aku memilih mengundurkan diri pekerjaan mapanku dan mencari pekerjaan yang waktunya lebih fleksibel dengan waktu kuliahku yang menyebabkan berkurangnya pendapatanku, atau keputusan nekatku untuk traveling dengan kakakku ke eropa selama 3 minggu. Dan satu lagi ada saat dimana aku memilih untuk menerima sebuah pekerjaan menjadi guru di sebuah Mts dekat rumah, yang gajinya sangat kecil dan lagi-lagi meninggalkan pekerjaan kantoranku. 

Dan tahukah kalian siapa yang paling tidak setuju dan menentang  keputusanku, yah itu adalah mamahku sendiri. Terkadang beliau bisa menjadi orang yang sangat menentang akan beberapa keputusanku, tapi ketika aku menghadapi sebuah masalah karena keputusanku, justru dialah yang menjadi paling mendekat denganku, not for to take me back, but to motived/push me to keep forward to achieve my goals. Aku suka jadi bingung sendiri dengan mamahku, mamah yang aneh, dulu melarang tapi sekarang tetap melarang sih..... melarang nyerah maksudnya, tapi justru aku bersyukur akan hal itu. 

Dia tahu betapa keras kepalanya aku, tapi sepertinya beliau paham bahwa keputusan yang aku buat selalu menggunakan logika dan hati nurani, dan sepertinya dia tahu kalau aku akan selalu bisa membuktikan keraguannya. Doanya tidak pernah putus, bahkan untuk sesuatu yang mungkin sulit untuk dia restui, bukan karena dia tidak suka, tapi karena dia terlalu sayang kepadaku.

Seperti pada umumnya, ibu mana di dunia ini yang tidak cerewat dan juga tidak suka marah-marah, terlebih kepada anaknya sendiri. Tapi aku tahu kecerewetannya itu sebenarnya adalah sebuah nasihat, rasa khawatir, kepedulian dan tentu saja bentuk kasih sayangnya padaku. Maka dari itu aku selalu kalau berfikir, biarlah mamahku marah-marah, karena kalau nggak marah-marah, yah bukan mamahku namanya. Eits bukan berarti aku sengaja yah bikin mamahku marah-marah, tapi emang anaknya yang satu ini keteledorannya suka pantes dimarahin mamah, he.....

Buat orang lain mungkin perbedaan itu adalah mimpi buruk, tapi bagiku itu adalah hadiah bijak dari mamahku. Perbedaan kami membuatku menjadi pribadi yang lebih tangguh, terbiasa menghadapi perbedaan, dan secara tidak langsung membuatku belajar menyelesaikan masalah perbedaan di sekelilingku. 

Tidak cuma itu, kami juga punya persamaan loh, yang merupakan hadiah indah dari mamahku. Kami berdua sama-sama suka masak dan jualan, dan itu memang benar, Saya sebagai tiga bersaudara, sepertinya hanya Saya yang punya dua kelebihan itu. Yang paling utama adalah memasak, terkadang saya merasa sepertinya mamahku ini mulai khawatir kalau kemapuan masaknya akan tersaingi olehku, he.... Seingatku mamah belum pernah sih memuji secara langsung kemampuan masakku, tapi kalau masakanku enak dia tidak akan segan-segan loh merekomendasikan dan bahkan menjual makanan buatanku kepada teman-temannya. Yah sepertinya itulah cara mamahku memuji masakan anaknya ini kali yah.

Kemudian yang terakhir ada sebuah hadiah lain yang beliau berikan, sebuah keteladanan, sehingga jika suatu hari beliau tidak ada lagi di sampingku, orang-orang di sekitarku masih akan menganggap mamahku masih ada. Beliau selalu mencontohkan kami anak-anaknya bagaimana berperilaku sosial yang baik, bagaimana memperlakukan teman, sodara, terutama tetangga, tata adab ketika kita bertamu atau orang lain yang bertamu kepada kita, dan masih banyak lagi keteladanan lainnya yang selalu aku usahakan untuk menirunya sampai sekarang. 

Dan satu yang paling aku kagumi, beliau adalah anak bungsu yang paling tidak manja di seluruh jagad bumi ini dan justru malah lebih mandiri. Sebagai anak perempuan terakhir dan merasakan kasih sayang ibu paling sebentar (nenekku meninggal ketika mamah masih remaja), tidak membuat mamahku menjadi lemah, tapi justru menjadi orang yang menguatkan kakak-kakaknya, tidak merepotkan kakaknya, dan justru menjadi adik bungsu yang selalu bisa diandalkan.

Begitu banyak hadiahmu untukku, walau bukan berbentuk barang, tapi justru itu yang sangat penting dan bermanfaat buat hidupku di kemudian hari nanti. Sekarang saatnya aku yang memberikan hadiah untukmu mamah. Semoga impianku untuk bisa pergi umroh/haji bersama mamah dan bapak serta traveling bersama bisa segera terwujud. Aku ingin sekali bisa memberikan hadiah terbaik untuk mamah dan bapakku di dunia dan akhirat. Selamat hari ibu, yang kami rayakan secara tidak langsung dengan menonton film di bioskop bersama mereka. Terimakasih telah menjadi ibu yang terbaik untukku, semoga kami anak-anakmu selalu bisa berusaha untuk membahagiakanmu dunia dan akhirat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun