Aku keluar ketika mendengar suara mobil dan orang-orang di sebelah rumahku. Sebuah mobil pick up ada di jalanan dan ada 2 orang yang mengangkut sebuah kardus yang tinggi besar. Nampaknya, tetangga sebelah rumah baru saja membeli kulkas baru.
Sorenya, saat aku berkunjung ke rumah sebelahku untuk berbagi masakan, aku melihat kulkas yang baru itu.
"Wah, kulkas baru, Teh," komentarku.
"Iya, Mbak, yang kemarin udah nggak banget," kata tetanggaku. "Bikin es batu lama jadinya. Udah gitu seminggu sekali mesti bersihin bunga esnya. Repot banget, Mbak."
"Wah, alhamdulillah dapat ganti kulkas yang lebih bagus," komentarku lagi. "Beli dimana, Teh?"
"Online, Mbak," jawabnya. "Lewat aplikasi."
Aku hanya ber-oh ria. Aku suka berbelanja online. Beberapa barang yang aku punya, terutama buku-buku dan baju, aku dapat dari berbelanja online. Berbelanja online itu menurutku sangat menghemat waktu dan uang. Kita tidak perlu repot-repot datang ke toko, pusing dengan segala model atau varian yang ditawarkan, membayar parkir, dan mengeluarkan uang ekstra untuk jajan. Kita tinggal klik, bayar, dan barang datang dengan sendirinya.
Sayangnya, pengalaman berbelanja online tidak selalu menyenangkan. Kadang, barang yang kita pesan kualitasnya tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Aku mengalami hal itu kalau berbelanja baju. Makanya, aku tidak pernah berani mencoba untuk belanja online barang-barang elektronik dan gadget.
Barang-barang itu kan barang-barang yang harganya enggak murah ya. Kalau ternyata penipuan kan agak sesek. Kalaupun bukan penipuan, barang-barang elektronik itu kan barang-barang yang rentan, ya. Takutnya lho, salah packing atau bagaimana yang menyebabkan barang itu rusak di perjalanan. Kan repot lagi.