Karena latar tempatnya adalah di Jogja, maka percakapan-percakapannya dituliskan dengan bahasa Jawa. Di sampul belakang buku ini, dituliskan jika kisah-kisah dalam buku ini mengandung bahasa Jawa.
Buat aku yang mengerti ragam tulisan berbahasa Jawa, aku senang-senang saja membacanya. Bahkan aku bisa membayangkan intonasi orang-orang ini berbicara. Kasihannya, kalau yang membaca buku ini orang yang tidak mengerti bahasa Jawa.
Buku ini nggak tebal. Seratus lima halaman cukup lah untuk selingan dibaca sambil makan siang. Tapi ya hati-hati jangan sampai tersedak.