Ada yang pernah mendengar tentang penyakit lupus? Atau multiple sclerosis? Atau rematik? Ketiganya adalah contoh dari penyakit yang masuk kategori penyakit auto-imun. Eh, apa sih penyakit auto-imun?
Dikutip dari buku Pharmacotherapy: a Pathophysiologic Approach yang disusun oleh Joseph T. Dipiro dkk., (mahasiswa farmasi atau kedokteran harusnya tidak asing dengan buku ini) di dalam tubuh kita terdapat sebuah sistem kekebalan tubuh yang akan melindungi tubuh kita dari senyawa-senyawa asing yang dapat menyebabkan "kerusakan" dalam tubuh.
Masalahnya, sistem imun (kekebalan) tubuh, bukan hanya dirancang untuk mengusir senyawa-senyawa asing yang masuk ke tubuh seperti virus, bakteri jahat, dan makanan yang mengandung alergen (alergen adalah suatu senyawa yang dapat menyebabkan alergi), mereka juga menyerang sel-sel jahat semacam kanker dan (sayangnya) kadang juga menyerang sel-sel tubuh sendiri yang sehat.
Nah, ketika sistem imun tubuh ini menyerang sel-sel tubuh sendiri yang sehat, terjadilah penyakit yang bernama penyakit auto imun.
Penyakit autoimun disebabkan oleh mikroorganisme
Namun dari medlineplus.gov, sebuah situs kesehatan terpercaya di Amerika Serikat, yang di-update tanggal 5 April 2018, dikatakan bahwa salah satu teori penyebab penyakit autoimun ini adalah adanya mikroorganisme (semacam bakteri atau virus) dan obat yang memicu perubahan sikap sistem imun.
Patrick Holford, dalam bukunya yang berjudul Boost Your Immune System mengatakan hal yang senada. Untuk lebih mudah memahaminya, Holford mengumpamakan tubuh kita adalah sebuah suku yang tiap orang berbicara menggunakan bahasa yang sama.
Misalkan, tubuh kita adalah Jawa Tengah dan setiap sel (yang kita umpamakan orang) berbicara dengan bahasa Jawa.Â
Orang Jawa bisa mengenali orang asing karena Si Orang Asing menggunakan bahasa yang berbeda. Ketika pasukan pertahanan orang Jawa Tengah menemukan Si Orang Asing, dia akan segera meringkus, menyerang, dan menghancurkannya.
Menjadi masalah kemudian adalah adanya orang Jawa Timur (sumpah aku enggak berniat bilang orang Jawa Timur itu jahat. Ini semua hanya contoh). Orang Jawa Timur juga menggunakan Bahasa Jawa walaupun dialeknya berbeda. Pasukan pertahanan mengenali orang Jawa Timur sebagai orang Jawa Tengah juga karena sama-sama menggunakan bahasa Jawa. Padahal orang Jawa Timur ini berbeda.