Sabtu, 25 Mei 2024 adalah hari akhir pekan yang cerah ceria. Hari ini suhu berkisar 20-22 °C. Langit biru jernih dihiasi sedikit mega.Â
"Meike, aku dan anak-anakku akan ke Kugelbahn yang terletak di desamu besok. Kamu bisa jalan 5km ke atas bukit?" Isi pesan WhatsApp sahabatku, Vera, di malam sebelumnya.Â
Hal yang membuatku pagi ini pukul sepuluh, sudah bersibuk-ria di dapur menggoreng ayam sebagai bekal piknik. Aku senang sekali sahabatku akan datang.Â
Aku hanya perlu menyiapkan ayam goreng saja dan dabu-dabu lemong atau sambal Manado yaitu irisan cabai, bawang merah, dan tomat yang dikasih garam, perasan jeruk, dan minyak. Aku menggunakan minyak bekas menggoreng ayam.Â
"Wah, asyik nih, kita piknik. Nanti aku bawa nasi dan salad", jawab sahabatku setelah aku mengusulkan untuk ke bukit sambil berpiknik.Â
Ide piknik ini sangat tepat karena saat tengah hari ke sana adalah waktu makan siang yang aku pikir paling baik kalau berbekal nasi dan lauknya, bukan sekedar roti manalagi sudah lama aku tidak berpiknik semenjak anak-anakku beranjak dewasa dan punya kegiatan sendiri dengan sahabat-sahabat mereka. Ide ini juga bisa mengembalikan kenangan saat anak-anakku masih kecil. Betapa aku amat merindukan masa-masa itu.
Waktu menunjukan pukul 11.37 saat aku menunggu sahabatku beserta kedua anaknya di Bushaltestelle atau perhentian bis di dekat rumahku. Bis yang akan membawa kami ke Kelter. Dari situ kami akan naik ke atas bukit di mana Kugelbahn berada.Â
Kugelbahn adalah permainan konstruksi jalur kelereng yang terbuat dari kayu, plastik atau besi. Kelereng akan menggelinding melewati jalur berdasarkan gravitasi dengan stop kontak yang disusun secara bertahap yang akan berbunyi (seperti bunyi lonceng) jika dilewati kelereng.
Permainan Kugelbahn ini bisa dimainkan di rumah dengan bentuk konstruksi kecil, tapi Kugelbahn yang ada di desaku, Kernen-Stetten adalah konstruksi dengan jalur panjang yang terbuat dari kayu. Dari atas bukit menurun ke bawah bukit.Â
