Mohon tunggu...
Meidyana Tiara Fanani
Meidyana Tiara Fanani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Timbulnya Emosi Marah dan Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh

16 Juni 2021   18:10 Diperbarui: 16 Juni 2021   18:22 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial atau makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap manusia pasti membutuhkan orang lain untuk membantu di kehidupan sehari-hari dalam beraktivitas. Ketika manusia memerlukan bantuan terjadilah interaksi sosial. Interaksi sosial ini pun dapat menyebabkan timbulnya emosi dalam diri kita sendiri misalnya seperti emosi takut yang kita rasakan ketika menonton film horror atau emosi marah yang timbul ketika ketika mobil kita tidak sengaja mogok di jalan. Emosi merupakan suatu hal yang normal pada manusia yang berkembang sejak lahir. Emosi itu sangat penting karena akan berpengaruh terhadap perilaku dan masa depan, terutama pada emosi negatif. Setiap manusia memiliki berbagai macam emosi, salah satunya adalah emosi marah. Lalu bagaimana sih cara terjadinya emosi marah di dalam otak? Bagaimana dampaknya? Dan bagaimana cara mengendalikannya? 

Dalam sebuah situasi ketika kita sedang berada di suatu acara pesta, lalu tiba-tiba ada seorang teman kita yang mengejutkan kita dari belakang tentu saja hal tersebut akan menyebabkan sebuah reaksi emosi seperti rasa takut karena merasa datangnya sebuah ancaman dan rasa ingin marah. Emosi marah yang terjadi tentu saja melibatkan fungsi fisiologis di dalam tubuh kita seperti denyut jantung yang meningkat, laju pernapasan yang tidak teratur, tubuh gemetar, berkeringat, dan lain sebagainya. Reaksi ini disebabkan pegerakan yang terjadi pada beberapa area sistem syaraf otonom dan sisitem limbik. Sistem limbik memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk tingkah laku emosi seperti marah, takut, dan dorongan seksual. Jika kita mengalami rasa takut atau marah, emosi tersebut menimbulkan reaksi behavioral untuk berlari atau bersiap untuk melawan. Respon lari atau lawan menyebabkan tubuh harus menyiapkan diri sehingga terjadi perubahan fisiologis untuk lari atau melawan. Respon ini dapat digerakkan dengan cara diprogram oleh lobus frontalis yang menggerakan dan menyusun respon-respon ke hipotalamus. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar adrenal untuk melepaskan adrenalis (epineprin) ke dalam aliran dalah yang menyebabkan denyut jantung semakin cepat, nafas menjadi dangkal, dan glukosa (gula) dalam darah meningkat. Misalnya seperti kasus diatas, ketika kita merasa marah, maka glukose darah akan didistribusi ke bagian tubuh seperti tangan untuk bersiap memukul. Redistribusi ini menyebabkan wajah menjadi pucat serta telapak tangan dan kaki menjadi dingin.

Penelitian yang dilakukan oleh Cautin dan kawan-kawan (2001) menunjukkan bahwa dampak dari emosi marah memiliki peran dalam timbulnya depresi dan salah satu faktor yang menyebabkan bunuh diri. Secara fisiologis, keadaan marah yang berlanjut dapat menyebabkan ketegangan otot dan diikuti sakit kepala yang menjadi indikator stress. Apabila stress tersebut berlangsung lama, hal tersebut dapat menguras bahan gizi dan vitamin yang menyebabkan tubuh kehabisan tenaga sehingga menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan stress seperti penyakit jantung, hipertensi, gangguan pencernaan, gangguan mental, dan lain sebagainya. Secara psikologis, marah ini juga menimbulkan dampak negatif seperti sulit berpikir logis, sulit dalam berinteraksi, juga dapat menyebabkan gangguan mental. Orang yang telah sadar dari kemarahan pasti akan dipenuhi oleh rasa penyesalan yang mendalam sehingga dapat menyebabkan pengutukkan diri, penyalahan diri sendiri, dan sebagainya. 

Nah, dari beberapa dampak emosi marah ini menunjukkan bahwa kemarahan dapat membawa kerugian dalam diri kita sendiri. Hal ini pun sudah dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, yaitu ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi “berilah aku wasiat”, kemudian Nabi SAW berkata “Janganlah marah” Lalu Nabi SAW mengulangi lagi wasiat tersebut “Janganlah marah”. Kemudian pada HR. Bukhari No. 5763 & HR. Muslim, No. 2609 yang menjelaskan bahwa marah seharusnya dikendalikan dan sesungguhnya orang yang dapat menahan amarahnya adalah orang yang kuat. Dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 134 sudah dijelaskan bahwa kemampuan orang yang bertaqwa salah satunya dengan cara menahan amarah. Oleh karena itu, kita juga bisa belajar untuk mengendalikan amarah salah satunya dengan mengikuti arahan Nabi Muhammad SAW, yaitu dengan cara tenang dan diam, merubah posisi seperti dari yang beridri kemudian duduk karena perubahan posisi dapat berpengaruh pada kestabilan emosi, berwudhu serta mengingat janji Allah. 

Tidak ada ruginya dalam mengendalikan emosi marah, ketika kita berhasil mengendalikan emosi marah hal tersebut dapat memberikan dampak positif baik secara psikologis maupun secara sosial seperti menghindari konflik atau permusuhan dan menjaga relasi antar sesama. 

REFERENSI 

Al Baqi, S. (2015). Ekspresi Emosi Marah. Buletin Psikologi, 23(1), 22—30 https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/10574/7969 

Husnaini, R. (2019). Hadis Mengendalikan Amarah dalam Perspektif Psikologi. Diroyah: Jurnal Studi Ilmu Hadis. 4(1) 79—88 https://doi.org/10.15575/diroyah.v4i1.6017 

Pudjono, M. (1995). Dasar-Dasar Fisiologis Emosi. Buletin Psikologi, 3(2), 41—48 https://doi.org/10.22146/bpsi.13396 

Ulya, M. (2020). Konstruk Emosi Marah Perspektif Al-Qur’an, el-‘Umdah, 3(1), 23—46 https://doi.org/10.20414/el-umdah.v3i1.2152

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun