Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"The Right Person on The Right Place" dan Kompetensi Keilmuan

7 November 2020   06:46 Diperbarui: 7 November 2020   06:48 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
employment-pages.co.uk

"The right man (person) on the right place" atau orang yang tepat dalam posisi yang tepat, sudah lama dikenal sebagai salah satu prinsip pendelegasian wewenang dalam manajemen sumber daya manusia. Apakah prinsip itu juga mensyaratkan staf atau personil dengan latar belakang pendidikan tertentu harus mengisi posisi yang sesuai dengan keilmuannya tersebut?

Latar belakang pendidikan sesorang menunjukan penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) tertentu. Seorang sarjana hukum dianggap memiliki pengetahuan tentang hukum, sarjana farmasi menguasai ilmu farmasi, sarjana psikologi berkompeten untuk urusan psikologis, dan seterusnya. Karena kompetensi  keilmuan tersebut maka untuk mengisi jabatan atau untuk efektifitas kinerja, maka anggapan umum masih berlaku prinsip  pengisian posisi tertentu harus ada kesesuaian dengan latar belakang pendidikan atau kompetensi keilmuan.

Menurut hemat saya, prinsip tersebut di atas benar adanya, namun tidak selamanya harus seperti itu. Ada posisi-posisi yang memang wajib. Misalnya untuk menjadi dokter haruslah seorang sarjana kedokteran yang telah melalui proses. Untuk menjadi apoteker haruslah seorang sarjana farmasi.  Ada posisi-posisi teknis yang memang harus diisi oleh orang dengan kemampuan teknis yang detail keilmuannya.

Bagaimana dengan posisi jabatan ataupun staf pada bidang tugas lainnya?  Misalnya, apakah untuk menjadi bendahara harus personil yang memiliki latar belakang ilmu ekonomi? 

Dalam kenyataan, ada bendahara dengan latar belakang ilmu ekonomi yang gagal menjalankan tugas sebagai bendahara yang baik dan jujur. Sementara bendahara dengan latar belakang ilmu di luar ilmu ekonomi akuntansi sukses menjalankan tanggung jawab pada posisi tersebut.

Pertanyaan dalam case lainnya, apakah jabatan dalam penyelenggara Pemilu wajib diisi personil dengan latar belakang ilmu sosial politik (sospol) atau hukum? Tidak juga. Banyak sarjana di luar ilmu sospol dan hukum yang sukses mengemban tugas di KPU, Bawaslu atau DKPP.

Tidak sekadar kompetensi ilmu

Orang yang tepat (right person) yang akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik dalam posisi yang tepat (right place) tidaklah seratus persen ditentukan oleh latar belakang ilmu atau kompetensi keilmuan.  Ada kompetensi lainnya yang dibutuhkan. Menurut hemat saya, berdasarkan pengalaman, kompetensi-kompetensi lainnya dan sikap penting dari seorang "right person on the right place"  diantaranya: 

1. Integritas 

2. Kepemimpinan dan manajerial 

3. Kreativitas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun