Mohon tunggu...
Berita Madrasah
Berita Madrasah Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Komunikasi dan pemberi manfaat bagi sebanyak banyak manusia

Media Humas dari, oleh keluarga Besar MTs AL ISHLAH, mengabarkan semua keunggulan untuk mewujudkan MAdrasah Hebat Bermatabat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Catatan dari MTs Al Ishlah Muncar Banyuwangi

7 Desember 2018   22:27 Diperbarui: 7 Desember 2018   22:31 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang yang memiliki mental juara harus mampu melihat peluang di balik kesulitan yang mendera. Seperti seorang yang mendaki gunung, ia akan melihat pemandangan luas di sisi luar tebing, bukan fokus pada tebing curamnya. Bedanya terletak pada cara memandang sebuah realita. Jadi tertarik, bagaimana jika diksi mental juara ini masuk dalam konteks madrasah. Tentunya akan ada dua kutub yang tercipta, madrasah mental juara dan disisi yang lain madrasah mental non juara. Kedua-duanya memiliki peta arah sendiri, yang pertama berujung pada peningkatan kualitas dan peningkatan tingkat kepercayaan masyarakat dan yang lainnya berlaku hal sebaliknya.

Tren Tahun 2019 yang sudah terbaca, masyarakat memilih untuk fokus pada kualitas, bukan pada negeri atau swasta. Bukan pula terletak pada seberapa besar pembiayaan pendidikan di sebuah sekolah atau madrasah. Di kota besar Surabaya kita mengenal Lukman Al Hakim Boarding School, dan di Malang kita mengenal Tadzkia International Islamic Boarding School, serta beberapa kota lainnya memiliki pola yang sama, yakni preferensi pendidikan saat ini terletak pada kualitas pendidikan yang tercermin pada prestasi akademis maupun non akademis peserta didik.

Berikut data hasil penilaian oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah di DKI Jakarta, sebagai salah satu referensi www.kompas.com yang menyebutkan skor akreditasi dengan nilai 99 diraih oleh SMA Gonzaga Jakarta.

Kembali ke mental Juara. Ada dua hal yang mendasar yang menjadi unsur penguat didalam mental juara ini. Pertama kemampuan membaca potensi diri dan memahami peta konsep menuju visi yang jelas dan terukur, kedua kemampuan untuk terus berada pada posisi mental optima menuju tujuan madrasah yang telah ditetapkan.

Pertama, potensi diri disini adalah semua hal terkait sisi positif dan sisi negative yang ada didalam madrasah. Saat ini setidaknya telah terbaca sebagian besar madrasah hanya mempu membaca sisi negatifnya dibanding sisi positif. Penulis sering melakukan test spontanitas dengan meminta kepala madrasah untuk menyebutkan sisi positif dan negative lembaga yang sedang dipimpinnya. Dan ada temuan menarik, ternyata kefasihan menyebutkan sisi negative lebih besar dibanding saat menyebutkan sisi positif yang dimiliki. Jika pun disebutkan sisi positif, keyakinan atas pa yang diucapkan itu ternyata sangat kecil.

Meremehkan kemampuan lembaga sangat fatal dan bisa mengakibatkan madrasah menurun kualitasnya secara sistematis. Sekarang, hanya tersisa satu pilihan bagi madrasah jika memiliki hasrat kuat untuk maju dan berprestasi. Membangun kepercayaan diri yang kuat didalam tim internalnya dan membuktikan janji-janji yang menopang kepercayaan diri itu secara totalitas. Usaha yang disengaja dan dilakukan terus menerus butuh dilakukan. Dan pertanyaan, Apa sisi positif yang ada pada diri madrasah yang terus ditingkatkan kadar kulitasnya? Serta pertanyaan, apa sisi negatif yang dimiliki madrasah yang harus diperbaiki? Butuh terus ditanyakan setiap hari dan di tindak lanjuti dengan aksi nyata meningkatkan kualitas positifnya dan memperbaiki sisi negatif.

Kedua, daya tahan untuk terus berada pada posisi optima menuju visi lembaga. Ibarat sebuah perjalanan, track menuju visi seperti jalan menanjak di gunung. Berat dan butuh kesabaran yang ekstra. Namun sisi baiknya, rasa yang berat ini akan terkonfersi menjadi sangat ringan saat terbagi ke semua tim internal madrasah. Ada 8 standart pendidikan yang wajib di optimalkan kulaitasnya. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Tim yang solid yang pada diri masing-masing sudah ada tanggung jawab yang tinggi akan meringankan beban berat ini.

Hanya ada satu pertanyaan di sisi kedua ini. How can it be? Bagaimana cara agar ini bisa terlaksana? Setiap kali muncul tantangan, bukan dijawab, ini sulit, ini berat dan kata lain yang senada. Namun semua tim internal menjawab kompak, bagaimana cara agar ini terjadi. Membentuk tim yang solid dengan tingkat endurance tinggi butuh terus dilakukan.

Bagaimana kedua hal diatas bisa berjalan untuk menguatkan mental juara dan menghatarkan madrasah menjadi makin berkulitas dan mempu meraih perhatian public? Yang berada di titip sentral yang mampu menggerakkan system ini adalah kepala madrasah. Fungsi leadership yang kuat ditopang kemampuan managerial yang handal menjadi unsur utama yang menguatkan langkah ini. Diakhir penulis butuh menyampaikan hadits Arbain ke 19 sebagai penguat langkah kita semua.  Semua usaha baik yang berlandas rasa ikhlas dan tawakkals yang kuat akan mendapatkan pertolongan Allah SWT.

Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra. berkata, suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw. [membonceng], Beliau bersabda, "Nak, aku hendak mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu. Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu. Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya. jika meminta pertolongan, mintalah tolong kepada-Nya. Ketahuilah seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu. Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak mampu kecuali keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Pena sudah diangkat dan tinta sudah kering." (HR Tirmidzi. Dia berkata, hadits ini hasan shahih)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun