Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pesan Implisit Puisi

20 Maret 2019   16:52 Diperbarui: 20 Maret 2019   16:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yeni Kartikasari di Universitas Muhammadiyah Ponorogo lomba Baca dan Cipta Puisi | Dokpri

Tak semua penulis puisi bisa membaca puisi. Dan, tak semua pembaca puisi mampu ciptakan puisi. Namun, kali ini tidak bagi Yeni Kartikasari. Gadis kreatif ini mampu keduanya---cipta dan baca puisi.  

 

Setelah lama bergelut di dunia kesusastraan, Yeni nama sapaannya menelurkan karya puisi sendiri. Puisi generasi milenial ini berhasil memporakporagandakan peserta Lomba Cipta dan Baca Puisi.

Bertempat di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, puisi berjudul "Kebenaran Tangan Tuhan" menambah motivasi untuk terus menggeluti dunia sastra puisi.

"Atas rahmat Allah, saya meraih juara 3," ucapnya riang saat di temui Selasa, (19/3).

Di halaman sekolah atau di antara keributan kelas di jam kosong, gadis berwajah ceria ini, sering melakukan aksi kebolehannya membuat puisi. Ngakunya, sang idola adalah WS Rendra dan Sapardi Djoko Darmono. Puisi-puisi yang mengisahkan tentang keadaan (realita) sosial, kerap menyentuh hati pelajar putih abu-abu ini.

"Puisi Aku Tulis Pamplet dan Selamat Pagi Indonesia adalah puisi kedua penyair yang saya sukai. Hafal dan sering saya baca untuk diri sendiri. Pernah juga saya, puisi Selamat Pagi Indonesia saya baca di ajang lomba di salah satu kampus Ponorogo."

Puisi Yeni menguak tentang kebenaran adanya kuasa Allah. Terilham atas keprihatinan generasi kita yang mengandalkan takdir, menyalahkan takdir. Karenanya, dalam puisi tersebut berisikan pesan luar biasa, yakni mengajak generasi muda untuk bangkit memerjuangkan hidup.

"Hidup harus punya prinsip. Jangan seperti daun jatuh, yang rela dibawa ke mana saja oleh angin," tegas Yeni.

Pelajar SMK Negeri 2  Ponorogo ini menekuni sastra sejak kelas 10. Gegera mengikuti salah satu ajang lomba menulis online, ia tertarik untuk belajar lebih dalam tentang puisi, khususnya.

Diksi puisi adalah pesan estetik yang emplisit. Bermain kata dalam lubangan baris puisi adalah perjalanan panjang mencari makrifat hidup. Puisi sarat makna. Karenanya, petuah puisi adalah nasihat kehidupan.

"Puisi bagi saya, sarana untuk mengungkapkan perasaan lewat tulisan," pungkas Yeni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun