Setiap tanggal 21 Februari, kita memeringati hari Peduli Sampah. Karenanya, salah satu media mengabarkan berita yang beraroma positif. Berita positif tersebut datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Komposisi sampah plastik di negara kita tahun 2018 mencapai 15 persen. Angka tersebut berkurang satu persen dari tahun 2017. Meski terbilang sedikit, tapi pengurangan persentase itu perlu diapresiasi.
Bank-bank sampah yang digerakkan di setiap daerah---sejumlah 7.488 unit nampak berbuah. Dimulai dari mengumpulkan plastik yang masih bernilai jual, lalu dimanfaatkan sebagai daur ulang. Seperti yang dilakukan perkumpulan ibu-ibu di pekanbaru, mereka memanfaatkan sampah plastik menjadi karangan bunga.
Dinamai "Home Kreatif" ibu-ibu tersebut sejak awal 2018 mampu menghasilkan produk olahan, seperti alas meja, rak sepatu, bunga, hingga karangan bunga yang paling banyak diminati masyarakat.
Selain itu pula, dari sampah plastik dapat didaur ulang menjadi permainan wayang-wayangan. Dipelopori oleh Abdul Latif, pihaknya menyulap sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai edukasi. Wayangan itu dibuat dari botol minuman bekas.
Kreatif dan inovatif adalah nilai plus yang patut diacungi jempol. Karenanya, ide-ide cemerlang penting dijadikan motivasi kita, termasuk bagaimana menginovasi, menjadikan sesuatu yang tidak digunakan lagi menjadi sesuatu yang memiliki daya tawar sendiri.
Sampah plastiklah dapat dijadikan seni kreatif yang mampu memandirikan seseorang berkat kreatifitas yang dimiliki. Semoga ada sekelompok orang-orang disekitar kita pun yang peduli dengan sampah.
Sampah bukanlah sampah semata. Ia mampu menjelma sesuatu yang belum pernah terpikiran sekalipun. Kendati itu, mari bangun kreatifitas diri dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar kita.