Momen Introspeksi dan Harapan di Bulan Ramadan

Ramadhan kembali menyapa kita. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur masih bisa dipertemukan dengan bulan suci yang kedatangannya selalu di tunggu-tunggu oleh seluruh kaum muslim di dunia. Pastinya jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan semuanya dong, terutama persiapan rohani.

Sebenarnya saya tidak mempunyai harapan yang muluk pada Ramadhan tahun ini. Selain ingin memperbaiki kualitas ibadah supaya lebih baik lagi. Dan itupun selalu menjadi target dari tahun ke tahun. 

Tapi ada beberapa poin yang menjadi catatan, sebagai prioritas utama.  Ada beberapa poin yang selalu saya masukkan dalam doa-doa saya.

Mengisi hari-hari dengan baca Al Quran, sukuran kalau bisa katam. Setiap tahun selalu menjadi keinginan yang belum sempat terpenuhi, pastinya dengan alasan kesibukan. Mudah-mudahan Ramadan tahun ini dengan niat yang kuat, saya akan memanfaatkan waktu untuk membaca walapun waktu sesempit apapun.

Melalui masa puasa tidak ada bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Selalu berusaha untuk lebih baik dari tahun kemarin. Alhamdulillah tahun kemarin saya berhasil tidak mempunyai utang puasa satupun. 

Bagi saya itu merupakan pencapaian diluar ekspektasi. Karena sebagai perempuan, biasanya ada saat-saat mendapat diskon untuk tidak menunaikan puasa. Jadi saya berharap tahun ini juga tidak mempunyai hutang.

Semoga di bulan Ramadan ini suhu politik Indonesia menemukan titik yang paling menyejukkan. Dimana semua lapisan masyarakat bisa menjalin silaturahmi, ukhuwah islamiyah dan hablumminanaas jadi kembali rukun serta damai. Memang harus dimulai dari diri sendiri. Adalah saat yang tepat untuk introspeksi di saat bulan Ramadan ini.

Berbagi cerita lewat tulisan di Samber THR Kompasiana dengan konten yang lebih bermanfaat, tidak sekedar menggugurkan kewajiban. Karena tahun kemarin saya juga mengikuti program keren dari Kompasiana itu dan berhasil meraih hadiah hiburan. 

Gimana rasanya? Yang pasti seru banget. Seperti di kejar debt-collector hehehehe.  Tapi bikin ketagihan.

Tahun ini pertama kali puasa jauh dari anak mbarep. Karena sejak setahun yang lalu dia bekerja di Jakarta. Meskipun ada rasa kangen berkumpul ketika berbuka atau sahur. 

Tapi dengan teknologi yang canggih rasanya bisa menjadi pengganti kehadiran dia di tengah keluarga. Dan Idhul Fitri nanti bisa berkumpul bersama-sama.