Inilah puncak rasa suka cita bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Rasa suka karena akhirnya bisa mengalahkan hawa nafsu setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Sedangkan cita atau sedihnya, karena harus berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Ritual yang sudah menjadi rutinitas yang saya lakukan bersama keluarga besar di mulai dari bangun pagi, untuk segera membesihkan diri dan bersiap sholat Idhul Fitri. Karena keluarga besar pada ngumpul, jadinya mandipun harus antri. Jadinya harus pakai timer, supaya tidak keenakan di dalam kamar mandi hehehe. Selanjutnya...
Saya dan keluarga lainnya melakukan sholat Ied tidak jauh dari rumah. Kebetulan di belakang rumah ada masjid, yang setiap tahun selalu digunakan untuk Sholat Ied dan kegiatan ibadah besar lainnya. Jaraknya tidak sampai 1 kilo. Jadi kami tinggal berjalan sekitar 15 menit.
Unjung-unjung
Karena ibu saya adalah orang yang dituakan di kampung, jadi ritual tiap lebaran adalah duduk manis menunggu saja. Karena pasti seluruh tetangga kanan kiri dan kerabat akan sowan ke rumah.
Ziarah ke makam Ayah
Agak siang setelah tamu agak berkurang, kami seluruh keluarga akan ziarah ke makam ayah yang sudah mendahului sejak tahun 2004.
Selesai ziarah, kami lanjutkan ke beberapa tempat kuliner yang memang sengaja tidak tutup meskipun pada hari lebaran. Karena di samping mereka memang kebanyakan asli madiun jadi tidak bingung mudik. Saat libur lebaran ini juga akan banyak pembeli yang datang dari luar kota. Melayani pemudik yang rindu akan kuliner khas tradisional Madiun, yang tentunya memiliki kenangan penuh kesan.
Tujuan kuliner yang pertama adalah Es Bajigur dan Bakso Klenteng. Lokasinya persis di sebelah utara Klenteng Madiun.