Tadi, ketika makan siang di Kantin Kampus, saya dan beberapa rekan sempat berbincang tentang usulan agar ganja menjadi salah satu komoditi ekspor; diskusi ternyata berat sebelah. Karena tak ada satu pun mama-mama, semuanya rekan saya, menyetujui idea tersebut. Bahkan, ada yang menyebut sebagai idea gila politisi tidak beres. Jadi, ramai-ramai menolak gagasan tersebut.
Benar, lebih baik tidak melakukan hal seperti itu; karena apa pun idea dan gagasannya, walau hanya untuk kepentinhan ekspor, tidak ada jaminan bahwa ganja danproduski turunan tersebut juga (menambah) jumlah peredaran di/dalam negeri.
Dan, jika itu terjadi, maka Indonesia akan mejadi Negara yang 'dimusuhi' secara global sebagai Negara Produsen dan Pengedar Narkotika.
Jika mendapat julukan sebagai Negara Produsen dan Pengedar Narkotika, siapa yang sudi?
Bayangkan, jika saya jalan-jalan di LN, kemudian ditanya, "Are U from Indonesia?"
Kemudian, saya menjawab, "Of course;" setelah itu, orang tersebut, dengan serius berkata, "Kamu punya Narkotik atau Opium, bagi dikit dong!" Hadeh, tak bisa membayang.
Jadi, daripada memalukan diri sendiri, Bangsa, dan Negara, maka lebih baik jangan ikuti usulan dari politisi PKS tersebut.
Untik pak politisi PKS, saya usul ya; lebih baik melakukan edukasi publik agar rakyat terhindar dari penggunaan obat terlarang, daripada usulan yang mboten-mboten alias yang tidak-tidak.
Sebagai politisi, dan mungkin juga sebagai suami (mungkin lebih dari satu Isteri), dan ayah dari (banyak) anak, ada baiknya mengusulkan dan melakukan hal-hal yang lebih bermafaat serta bermartabat untuk Bangsa dan Negara daripada gagasan eksport ganja.
Oleh sebab, wahai Pak Politisi PKS, lebih baik anda memberi perhatian lebih kepada anak-anakmu, sehingga mereka pahami apa itu penyalagunaan narkoba; dan anda sendiri perhatikan dengan saksama tanda dan ciri-ciri anak atau remaja yang bisa dan telah kecanduan narkotika.
Sehingga anda, kemana pun pergi, melakukan bina konsituen agar mereka terhinada dari kejahatan karena memakai obat-obat terlarang.