Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menantu Kak Seto bergabung dengan "ISIS"?

25 September 2015   02:22 Diperbarui: 25 September 2015   13:10 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kak Seto kehilangan Menantu

Hari Rabu (23/09), kita dikejutkan dengan berita laporan Kak Seto bahwa menantunya tidak kembali ke rumah alias hilang. Berbagai komentar bermunculan, dan beberapa komentar benar. "Paling Thomas, suami Minuk Seto sedang suntuk, masalah keluarga, jadi ingin menyendiri di suatu tempat, mematikan HP karena tidak mau diganggu", ini salah satu komentar yang masuk akal dan ternyata benar. Tiga jam setelah dilaporkan Thomas ditemukan di kantornya. "Ngglethek", orang Jatim bilang. Mengapa menyepi di kantor? bukan di hutan, di gua atau di Bali? Mungkin untuk efisiensi waktu, tenaga dan tentu saja uang. Emangnya Nazaruddin. Wk.wk,, Tapi alhamdullilah, ikut senang Thomas telah kembali berkumpul dengan keluarga, dan Kak Seto sudah lega. Beliau tidak hanya peduli anak, tapi juga peduli menantu.

Bergabung dengan ISIS

Selain komentar yang sangat rasional dan ternyata benar seperti di atas, banyak pula komentar yang berimajinasi dan berpikir terlalu jauh. Salah satunya adalah saya, walaupun belum sempat menuliskan di kolom komentar. Saya berpikir, kemungkinan menantu Kak Seto pergi ke Suriah bergabung dengan ISIS.

Mengapa saya berpikir demikian? Begitu banyak contoh yang dapat kita ikuti di media, beberapa mahasiswa kedokteran perguruan tinggi di Inggris dan Kanada diketahui pergi ke Suriah untuk bergabung menjadi relawan ISIS. Beberapa diantara mereka bahkan telah muncul di Youtube dan juga ber WA dengan adiknya mengabarkan keberadaannya. Tidak hanya mahasiswa Inggris dan Kanada, dikabarkan juga bahwa mahasiswa dari Pontianak ada juga yang bergabung dengan ISIS.

Begitu banyak berita tentang mahasiswa yang bergabung dengan ISIS, tetapi sulit mendapatkan berita mengapa mereka sampai bersedia bergabung dengan ISIS. Beberapa media menyatakan mereka di "cuci otak". Benarkah demikian. Kita ingat sekitar lima atau enam tahun yang lalu, kita dihebohkan dengan berbagai berita mahasiswa yang bergabung dengan NII KW9 (alias NII abal-abal). Sebagian besar memberitakan alasan bergabungnya mereka karena di "cuci otak".

Kebetulan saya beruntung dapat bertemu dengan para pelaku, mantan NII_KW9/NII, bahkan juga bertemu dan diskusi dengan mantan teroris (JI) yang telah kembali ke pangkuan NKRI tentang bagaimana cara "menaklukkan" anggota baru dan membuat para mahasiswa bersedia hijrah dan di "baiat" dengan sukarela untuk menjadi bagian dari mereka. Menurut mereka tidak ada sama sekali yang disebut "cuci otak". Yang dilakukan rasional, ilmiah. Para mahasiswa, yang rata-rata tidak mendapatkan pelajaran atau mata kuliah agama yang cukup di perguruan tinggi, dengan mudah dapat dipengaruhi. Bahkan salah satu mantan teroris menyatakan, dia sanggup hanya dengan waktu 4 jam, dapat membuat seseorang menyatakan baiat.

Memang metode NII agak jlimet dan repot, tidak seperti metode para teroris pasca NII. Untuk perekrutan NII  membentuk tim yang terdiri 3-4 orang dengan peran yang berbeda, untuk membuat sesorang bersedia hijrah yang kemudian baiat. JI cukup individual. Bedanya lagi kalau NII mata duitan alias komersial, JI berbasis militansi.

Bagaimana dengan ISIS

Berbeda dengan NII atau JI yang melakukan rekrutmen secara konvensional, ISIS melakukan perekrutan secara daring dengan tim khusus. Tujuannya rekrutmen tenaga ahli, bahkan dapat membiayai karena mereka memiliki sumber daya dana melalui minyak mentah yang luar biasa banyak. Salah satu mahasiswa Inggris yang akhirnya bergabung dengan ISIS sebenarnya cukup lama "digarap" oleh tim ISIS. Tim ISIS melakukan seleksi pada mahasiswa cerdas atau berbakat dan menelisik mereka, apa kehebatannya, kemudian hobinya, dst. Melalui komunikasi yang cukup intensif (dalam kasus ini melalui partner bermain game war), akhirnya sang mahasiswa cerdas bersedia datang dengan fasilitasi dari tim ISIS. Penyiapan tiket one-way, penyediaan "fixer" atau penghubung, akomodasi, dst. dan tiba-tiba muncul di Youtube telah berada di Suriah.

Demikianlah, untuk perhatian pengampu mata kuliah agama agar lebih kontekstual, para orang tua, pendidik khususnya para punggawa pengawal mahasiswa harus lebih waspada.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun