Mohon tunggu...
Mayzeda FN
Mayzeda FN Mohon Tunggu... Lainnya - hai i am a newbie writer and i'm studying early childhood education

sometimes i really want to write something that often in my mind but its hard to put the word into a beautiful sentence. im trying my best to be a better writer!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intervensi Orangtua terhadap Anak Tantrum

1 Desember 2020   18:28 Diperbarui: 1 Desember 2020   18:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kejadian tantrum bagi orangtua bukan hal yang jarang ditemui, banyak orangtua menemui kondisi dimana anak mereka dalam keadaan amarah emosi yang meluap-luap dan diringi dengan tangisan yang memecah dari anak. 

Sebagian orangtua kesulitan untuk menangani kasus seperti ini dan Sebagian pula salah memperlakukan anak yang sedang tantrum. Ada pula orangtua merasakan cukup stress dengan anak mereka Ketika sedang tantrum. Apakah perilaku tantrum pada anak merupakan hal yang normal? Dalam tulisan ini akan menjelaskan bagaimana orangtua menghadapi anak yang sedang tantrum.

Tantrum merupakan keadaan dimana anak meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, hingga berguling-guling di lantai, dan ada pula dengan melempar barang. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh anak usia dini yang berusia 1-4 tahun, namun ada pula pada orang dewasa yang juga bisa mengalami tantrum. Ketika anak mengalami tantrum, orangtua sebaiknya jangan panik dan tentunya jangan ikut terbawa emosi.

Pada umumnya penyebab tantrum disebabkan oleh keterbatasan kemampuan Bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya. Sehingga Ketika mereka ingin meluapkan hanya bisa meluapkan emosinya dengan menangis,berteriak, meronta, menjerit, serta menghentakan kedua kaki dan tangannya ke lantai. Kondisi anak tantrum seperti merupakan kondisi normal yang dimana merupakan bagian dari proses perkembangan anak.

Bagaimana orangtua melakukan intervensi pada keadaan saat tantrum? Maka tantrum yang terjadi pada anak tidak boleh dibiarkan terus-menerus karena dapat menyebabkan kebiasaan buruk dan dapat mempengaruhi perkembangan dikemudian hari atau mempengaruhi psikologis saat anak dimasa dewasa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua saat menghadapi anak yang sedang tantrum. Dalam hal ini yang utama adalah orangtua dibutuhkan ekstra kesabaran untuk mengadapi anak tantrum.


1. Membiarkan anak dengan tantrumnya.
Saat anak tantrum itu pertanda ia sedang meluapkan semua emosinya. Tentu saja pada saat itu orangtua tidak langsung bisa menenangkan dalam waktu singkat. Oleh itu, tahap pertama adalah dengan membiarkan anak dahulu dengan tantrumnya. 

Keadaan seperti ini memang berat bahkan terjadi di tempat umum pula orangtua akan merasa malu. Akan tetapi dengan membiarkan anak, orangtua seperti memberikan ruang untuk anak. Seperti memberikan kebebasan pada anak. Dan orangtua pun dapat lebih tenang terdahulu dan tidak terbawa emosi.


2. Mencari tahu penyebab tantrum
Penyebab tantrum dapat terjadi karena berbagai hal seperti kondisi anak yang sedang Lelah, mengantuk, keinginan yang tidak terpenuhi, serta adanya perasaan lapar. Ketika anak dalam keadaan belum bisa berbicara secara jelas karena suara lebih dominan dengan tangisannya, orangtua dapat menanyakan apa yang diinginkan anak dari penyebab tantrum seperti Ketika anak sedang lapar, orangtua dapat menanyakan apakah dia sedang lapar. Dengan itu orangtua lebih mudah mengatasi tantrum pada anak.


3. Jangan marah Ketika anak tantrum
Pada saat anak tantrum dan orangtua dalam keadaan kebingungan harus berlaku seperti apa, maka orangtua jangan terpancing emosi Ketika tantrum pada anak, sehingga orantua memarahi anak yang tantrum tersebut untuk langsung diam. Ketika orangtua berlaku keras dan memarahi anak maka tantrum pada anak akan lebih menigkat.


4. Mengalihkan Perhatian anak tantrum
Ketika anak tantrum orangtua dapat mengalihkan perhatian anak dengan hal yang menarik, karena anak sangat mudah melupak sesuatu dan tertarik pada hal baru. Seperti orangtua memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau memberikan makanan dan cemilan kesukaannya saat marah dan terlihat rewel.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun